Sesion II : Happy Birthday Heechul Hyung

1.3K 139 42
                                    

Saat Yesung terburu-buru keluar dari kamar mandi, dia tidak sengaja menabrak Kangin. Saat itu yesung masih memakai handuk yang lilitkan dibatas pinggulnya. Hampir saja Handuknya melorot kalau saja tangannya tidak cepat memperbaiki posisi handuknya yang agak sedikit longgar.

" Kau ini keluar dari kamar mandi basah-basah begini, kalau sampai terpeleset bagaimana? " Kangin memukul pelan bahu adiknya.

Yesung meringis sambil menggaruk kepalanya yang masih agak basah " Ya, hyung. Maaf. "

" Cepat keringkan tubuhmu, nanti kau masuk angin"

Yesung mengangguk patuh, setelah itu dia segera melesat kekamarnya. Tidak lama kemudian Ryeowook menyusul keluar dari kamar mandi membuat kangin melihatnya dengan alis yang naik sebelah.

" Hai, hyung. Kau sudah pulang" Sapa Ryeowook sembari mengeringkan kepalanya dengan handuk kecil.

" Ya, " Jawab kangin singkat.

Kemudian, Kibum juga keluar dari dalam kamar mandi membuat alis Kangin semakin menyatu erat. Kibum sempat melirik hyungnya sebentar, setelah itu dia pergi tanpa mengatakan apapun juga.

" Kalian bertiga? " Tanya Kangin ragu-ragu.

Ryeowook tertawa kecil sembari menjawab " Mandi bersama, hyung. Tidak ada salahnya kan? "

Tidak ada salahnya, tapi melihat wajah Yesung rasanya seperti ada sesuatu yang salah.

" Ada apa, hyung? " Tanya Ryeowook melihat kangin yang agak melamun.

" Tidak ada, hyung kekamar dulu ya"

Ryeowook mengangkat bahu ketika kangin pergi juga. Dia lalu melenggang pergi menyusul Kibum kekamar mereka.

Didalam kamarnya, Yesung duduk diatas ranjang setelah dia selesai menggunakan pakaian lengkap. Tidak lama kemudian, sebuah pesan singkat masuk dan terpampang dilayar besar ponselnya. Nama yang tertera membuatnya tersenyum kecil. Ibu jarinya bergerak membuka pesan singkat itu dan agak sedikit terkejut ketika membaca isi pesan tersebut.

Max : Aku ada didepan, tolong bukakan pintunya sayangku.

Tanpa perlu repot-repot membalas pesan dari Max. Yesung bergegas keluar dari kamarnya, dia berlari kecil untuk membukakan pintu yang ternyata sudah ada yang menekan bel tapi tak ada seorangpun yang mendengarnya.

Saat membuka gerbang rumah mereka, sudah ada Max yang berdiri didepan dengan senyum lebar ketika melihat Yesung yang datang menghampirinya " Jariku hampir keriting, tapi tidak ada yang membukakan pintu untukku" Keluh Max.

" Semua orang sedang ada dikamar, makanya tidak ada yang mendengar bunyi bel." Yesung membuka pagar lebar-lebar agar Max bisa memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah mereka.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya. Max cepat-cepat turun dan menghampiri Yesung. Dia lalu merangkul lengan Yesung sembari menggelayut manja dibahu lelaki yang memiliki postur tubuh yang jauh lebih kecil darinya tersebut " Kau tau tidak, aku benar-benar merindukanmu"

Yesung memutar bola matanya sembari mendesis " Cih, pembual"

" Hah? Tidak, ini sangat tulus dari dalam hatiku"

Yesung menggembungkan pipinya, dia melirik Max " Drama barumu, aku tidak pernah melewatkannya"

" Benarkah? Bagaimana actingku? Bagus atau tidak? "

" Tidak sama sekali"

Senyum diwajah Max memudar, dia lalu menundukkan wajahnya dengan sangat sedih " Awalnya aku berniat menolak tawaran ini karena aku tau kemampuanku hanya sebatas bernyayi saja, tapi manajer terus saja memaksaku untuk mencoba mengambil kesempatan ini, dia mengatakan kalau ini adalah peluang untuk perkembangan karirku, ternyata hasilnya tidak seperti yang kubayangkan "

Semua Sayang YesungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang