Chapter 4

127 47 16
                                    

Tanpa terasa aku dan kakakku akhirnya sampai diistana langit. Sekarang yang kulihat adalah sebuah gerbang yang sangat megah. Kedua sisinya terukir naga dan berlapiskan emas. Gerbang ini dijaga oleh dua orang dan kakakku menghampiri mereka agar diizinkan masuk.

Setelah masuk aku melihat sekeliling. Istana langit sungguh luar biasa. Setiap bangunan, dinding, tembok, jembatan bahkan lantai dipenuhi ukiran yang sangat unik dan rumit. Aku menyadari satu hal, tempat ini terasa memiliki aura dan cahaya yang berbeda dari alam bunga. Terasa seperti tempat yang agung bahkan cahayanya yang terang seperti dapat mengusir hal-hal jahat. Aku berjalan tepat dibelakang kakakku mengikutinya dan melihat sekeliling. Banyak kutemui dewa dewi tinggi yang agung.

Kakakku berhenti tepat didepan seorang dewa tua yang memiliki aura kuat. Kakakku memberi hormat dan memanggilnya guru. Ternyata dewa tua yang berambut dan berjenggot putih ini adalah dewa pengobatan.

Kakakku memperkenalkanku pada gurunya dan aku memberi hormat dan memperkenalkan namaku. Setelah itu kami berjalan untuk pergi menemui pasien. Selama perjalanan kakakku dan dewa pengobatan berbincang-bincang mengenai pasien mereka dan tibalah kami di sebuah paviliun. Kakakku menyuruh untuk menunggu diluar dan jangan berkeliaran jauh.

Saat mereka masuk aku pun melihat sekitar dan terasa angin berhembus menyentuhku, entah mengapa angin pun terasa berbeda dan memiliki aroma harum. Aku pergi mengikuti aroma itu dan melihat sebuah pemandangan yang sangat indah. Bukan hanya indah tapi sangat harum.

Ini pasti kolam lotus surga yang dikenal kecantikannya dienam alam. Aku membaca dalam buku dan ini adalah salah satu hal yang ingin kulihat saat tiba diistana langit dan sekarang aku melihatnya sendiri. Aku menghampiri kolam tersebut, airnya sangat jernih dan bunga lotus bermekaran sangat indah.

Dikatakan bahwa lotus surga tidak pernah layu dan bahkan lebih abadi dari para dewa. Ini adalah harta dari istana langit dan tidak sembarangan orang bisa masuk. 

Aku tersadar bahwa sekarang aku berada diwilayah terlarang. Diam-diam aku menjauh melihat sekeliling barangkali ada penjaga dan berdoa agar tidak tertangkap tapi langit sama sekali tidak membantuku. 

Dua penjaga melihatku dan aku langsung berlari, dalam pikiranku hanya ada kata jangan sampai tertangkap jika tertangkap sudah dipastikan aku akan selamanya dihukum orang tuaku dialam bunga. Jadi aku lari dan terus kabur sebisa mungkin tapi dua penjaga ini sama sekali tidak menyerah.

Aku terus berlari dan terbang tapi mereka terus mengejar sampai aku tiba disuatu tempat yang tidak kuketahui. Tempat ini sangat sepi, tidak banyak penjaga atau pelayan tapi dilihat dari bangunan sangat megah. Aku tidak peduli tempat apa ini yang penting sembunyi dulu.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang