Chapter 22

55 16 11
                                    

Saatnya untuk berangkat, aku sudah membawa semua keperluanku dan menunggu kakakku dihalaman depan rumah.

Perasaan sedih dan tak ingin berpisah mulai terasa, kulihat sekitar dan berbagai ingatan bermunculan. Tapi kenapa aku harus sedih, ini bukan perpisahan yang panjang dan juga aku bisa kembali kapan saja.

Saat itu semua anggota keluargaku keluar untuk mengantar kepergianku dan Yi gege. Banyak pesan dan nasehat yang disampaikan mereka pada kami terutama untukku. Aku tahu mereka mengkhawatirkanku tapi kuyakinkan mereka aku bisa menjaga diriku dan sekarang aku sudah cukup dewasa. Kemudian memeluk mereka satu per satu dan kami pun berangkat pergi.

Kami pun sampai digerbang depan istana langit dan berjalan masuk. Ingatan saat kali pertamaku datang kemari mulai muncul dibenakku. 

Saat itu aku masih belum tahu apa-apa mengenai istana langit dan hanya penasaran ingin melihat benarkah keindahannya seperti yang tertulis dalam buku enam alam.

Tak disangka sekarang aku tinggal dibawah naungan dewa api. Rasanya seperti menjadi bagian dari istana langit. 

Setelah beberapa pikiran bermunculan, kakakku menyapa dan memberi hormat pada para dewa yang dikenalnya. Mereka pun berbicara mengenai urusan mereka. Jadi kuputuskan untuk pergi ke paviliun awan sendiri dan pamit pada kakakku.

Aku pun sampai dipaviliun awan dan segera mencari Yi Mei dan Ru Ling. Saat melihat mereka aku langsung berlari dan memeluk mereka. Mereka menyambut kepulanganku dengan senang dan segera mengajakku ke dapur untuk makan bersama. 

Selama makan, aku menceritakan banyak hal pada mereka mengenai alam bunga dan itu membuat mereka sangat ingin mengunjungi dan melihat sendiri keindahan alam bunga. Hanya saja, sejak mereka memutuskan menjadi pelayan istana, kebebasan mereka untuk pergi keluar sangat jarang.

Untuk menghilangkan kesedihan mereka, aku pun mengeluarkan arak tao hua yang kubawa dari rumah untuk mereka. Mereka segera mengambilnya dengan senang dan menyimpannya untuk diminum saat mereka sudah selesai bekerja nanti. 

Aku menatap kearah luar dan bertanya-tanya apa yang sedang Yu Han lakukan sekarang. Jika aku menghampirinya sekarang akankah mengganggu.

Melihat tingkahku yang seperti itu membuat Yi Mei dan Ru ling tersenyum. Kemudian memberi tahuku dewa api sedang ada diruangannya minum teh sambil membaca seperti biasa. Aku segera bangun dan pergi menghampiri ruangannya.

Awalnya aku ragu untuk masuk, kuberdiri didepan ruangannya dan memberanikan diri masuk. Kubuka pintu perlahan dan melihat keberadaannya. Berjalan perlahan-lahan menghampirinya yang sedang bermeditasi.

Perlahan-lahan duduk dekatnya dan melihatnya. Kulihat alis matanya yang tebal, bulu matanya yang panjang, matanya yang indah saat terpejam seperti bulan sabit, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang manis. Tanpa sadar wajahku dipenuhi senyuman dengan hanya melihatnya seperti itu. 

Perasaan yang selalu ingin bersamanya dan ingin mengenalnya lebih jauh. Mengetahui hal yang terjadi padanya dimasa lalu.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang