Chapter 15

69 24 11
                                    

Aku bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala keperluanku, tanpa sadar hari semakin siang. Tiba-tiba mengingat saat hari pertama kedatanganku disini, aku berjalan keluar ruangan dan melihat sekeliling.

Ingatan masa lalu terus berdatangan dan hatiku merasa sedih harus meninggalkan tempat ini meskipun hanya sebentar. Tanpa sadar aku berdiri didepan dapur, melihat Yi Mei dan Ru Ling sedang menyiapkan makanan seperti biasa. Aku masuk dan merangkul mereka berdua dari belakang.

Kuberitahu mereka aku akan kembali ke alam bunga selama beberapa hari kedepan. Mereka tidak merespon dan tidak merasa sedih sedikitpun dengan perpisahan ini dan melepaskan rangkulan tanganku dari mereka. Aku bertanya-tanya apa benar mereka menganggapku sahabat.

"Tidakkah kalian merasa sedih tanpaku" kataku sambil duduk dekat meja dengan wajah cemberut. 

Tiba-tiba mereka bersikap aneh padaku, mengatakan bahwa mereka sangat sedih dan mungkin tidak bisa makan dan tidur dengan nyenyak karena merindukanku dan sebagainya. Aku meminta mereka berhenti bicara dan berakting tidak tulus seperti itu dan mereka tertawa melihat sikap kesal konyolku.

"Kau hanya pergi beberapa hari bukan selamanya jadi kenapa harus bersikap berlebihan."

Aku memeluk mereka sekali lagi dan membenarkan perkataan Yi Mei kemudian pergi untuk menemui Yu Han.

Aku berdiri didepan kamar dan memanggilnya. Tak lama kemudian dia memintaku masuk. Kulihat sekeliling dimana dia dan kemudian mendengar suaranya dari arah belakang. 

Setelah bersamanya beberapa tahun, ini pertama kali aku melihat penampilan seperti itu.

Dengan pakaian berwarna putih keabu-abuan dan rambut hitam panjangnya terurai begitu indah, dia berjalan kearahku dan aku hanya berdiri mematung melihatnya dengan penuh kekaguman. 

Tidak pernah terbayangkan, penampilan seperti itu masih membuatnya terlihat sangat tampan bahkan bukan hanya tampan tapi juga cantik.

Yu Han pun duduk dan memintaku mengambil cermin dan meletakkannya dimeja. Kemudian memberikanku sisir. Kutenggalam dalam pikiran, apakah dia menyuruh untuk merapikan rambutnya tapi berdasarkan rumor yang kudengar dia tidak pernah mengizinkan siapapun merapikan rambutnya selain ibunya sendiri.

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu." Katanya padaku.

Akupun mulai berjalan ke belakangnya dan melihatnya melalui cermin kemudian secara perlahan menyisir rambutnya.

Merasa sangat senang hanya dengan melakukan hal kecil seperti ini. Selain tenggelam dalam pikiran aku juga fokus dan serius merapikan rambutnya dan tanpa sadar kami berdua tidak bicara apa-apa.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang