Chapter 6

112 39 11
                                    

Aku memberanikan diri melihat kearahnya dan ini pertama kali aku melihat dewa api. Dia benar-benar terlihat luar biasa bukan saja penampilan tapi aura yang terpancar dari tubuhnya dan juga setiap gerakan kecil yang dilakukannya terasa sangat agung dan juga keren. 

Jika berbicara wajah dia memiliki wajah yang sangat tampan dengan garis wajah yang kuat dan kedua matanya memiliki sorot yang sangat tajam dan dingin tapi disaat bersamaan memiliki tatapan yang hangat. 

Pakaian yang digunakan berwarna dasar putih polos dengan sedikit berwarna merah dan sedikit corak api dibagian bawahnya. Sekarang aku mengerti alasan banyaknya dewi yang ingin melihatnya bahkan rela ingin menjadi pelayannya.

Sekarang aku harus kembali pada kenyataan, apa yang harus aku lakukan agar dapat pergi tanpa membuat masalah. Jadi kuputuskan untuk bersujud dan memohon belas kasihan. Kujelaskan bahwa aku dari alam bunga dan ini pertama kali aku ke alam langit dan sekarang tersesat, tadi aku ingin keluar untuk mencari jalan keluar menemui kakakku tanpa disangka aku tidak bisa keluar dan menganggu kalian.

Setelah menjelaskan aku tidak mendengar ada reaksi apapun jadi kuberanikan diri dan melihat mereka. 

"Jika boleh tahu siapa kakakmu?" Dewa eksentrik itu bertanya dengan suaranya yang terdengar sering merayu para dewi. 

Aku tidak percaya bahkan diistana langit akan ada dewa seperti dia bahkan terlihat dekat dengan dewa api. Kukatakan bahwa kakakku adalah seorang tabib dan juga murid dari dewa pengobatan bernama Chun Yi.

Aku rasa mereka kenal dengan kakakku, karena setelah mendengar namanya dewa eksentrik itu langsung menyuruhku bangun, bahkan dia tahu namaku. Padahal jelas aku belum pernah memberi tahu namaku. Kemudian mereka menyuruhku masuk kedalam. 

Kenapa mereka bersikap baik padaku setelah tahu identitasku

Tapi hal terpenting sekarang aku harus segera kembali mencari kakakku. Tapi aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya. Akankah mereka berpikir aku tidak sopan jika mencelah pembicaraan mereka.

"Pangeran Yu Han ini hambamu Chun Yi memohon untuk bertemu dengan anda."

Dewa api mengizinkannya masuk dan kakakku melihat kearahku. Kakakku memohon maaf atas namaku dan menjelaskan bahwa aku tidak punya maksud jahat apapun. Bahkan mengatakan bahwa aku memiliki sikap nakal dan ingin tahu banyak hal itulah kenapa aku bisa tersesat dan kebetulan tempatnya adalah paviliun awan.

"Kau tidak perlu sungkan seperti itu, kau juga bukan orang luar disini jadi kenapa harus seformal itu Chun Yi." Kata dewa api.

Sekarang aku tahu, ternyata hubungan mereka bertiga cukup dekat. Tidak aneh mereka bersikap baik setelah mengetahui siapa kakakku.

Aku menghampiri kakakku dan meminta maaf lagi kepada dewa api dan dewa api menyuruh kami duduk dan menikmati teh bersama. Setelah mereka berbincang-bincang akupun memberanikan diri berbicara.

"Aku rasa kalian cukup dekat, bolehkah aku bertanya bagaimana kalian bertemu dan jadi sedekat ini?" Tanyaku penasaran.

Dewa eksentrik itu pun bangun, apa yang disampaikannya benar-benar membuatku kaget. Dia mengatakan itu karena kakakku adalah tabib yang terkenal jadi mereka saling mengenal dan bahkan mereka sudah mengenalku sejak kecil hanya saja sekarang aku sendiri yang tidak ingat.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang