Hari demi hari kulalui dipaviliun ini dengan belajar atau meditasi dan sebagian besar waktu kuhabiskan bersamanya dari pagi hingga malam. Selama aku disini, tamu yang pernah berkunjung hanyalah kakakku atau dewa Hong Ye.
Beberapa sekali Yu Han pergi keluar paviliun kadang bertemu dengan putra mahkota atau ayahnya, pergi ke ruang pertemuan atau bahkan berkunjungan ke tempat lain sebagai utusan dari langit. Disaat dia pergi paviliun awan berasa kehilangan pemiliknya, tempat yang sepi akan lebih sepi.
Dan selama kepergiannya selain belajar dan meditasi aku pun membuat sapu tangan bergambarkan Phoenix yang melambangkan Yu Han sebagai dewa api untuk sekedar menghabiskan waktu dan menunggu kepulangannya.
Selama dia pergi, kakakku terkadang berkunjung beberapa kali untuk menemuiku dan berbincang. Banyak hal yang ingin ku ketahui mengenai Yu Han darinya tapi kakakku tidak akan mengatakan apa-apa dan hanya mengatakan jika aku bertanya harus bertanya pada Yu Han.
Setelah beberapa jam kakakku hendak pergi dan memintaku untuk pulang ke alam bunga bersamanya saat Yu Han kembali nanti.
"Biarkan ayah ibu tahu bahwa kau baik-baik saja disini." Katanya kemudian pergi sedangkan aku kembali keruangku untuk meditasi.
Saat kubangun aku merasa sangat lapar dan pergi menemui Yi Mei dan Ru Ling. Tapi aku tidak melihat mereka dimana pun bahkan didapur juga tidak ada. Pada saat itu dimeja penuh dengan makanan jadi aku hanya memakannya dan bertanya-tanya kemana mereka.
Tak lama setelah itu mereka kembali dan menanyakan kemana mereka pergi dan setelah mendengarkan perkataan mereka aku pun berlari pergi ke ruang Yu Han dan melihat dia sudah kembali. Aku tidak bisa menahan senyumku saat melihatnya lalu aku menghampirinya.
"Kurasa selama kepergianku kau sudah berlatih dengan baik" katanya sambil menatapku.
"Kapan kau kembali? Kenapa aku tidak tahu?" Tanyaku
Setelah mendengar penjelasannya aku sadar ternyata meditasi yang kulakukan sudah menghabiskan waktu seminggu lamanya dan dia sudah kembali 2 hari yang lalu.
"Kurasa sudah waktunya aku mengajarimu beberapa gerakan bela diri sekarang." Yu Han bangun dan mengulurkan tangannya padaku.
Dia menjelaskan akan menunjukkan beberapa gerakan dasar padaku kemudian melepaskan tanganku. Aku memperhatikan setiap gerakan yang dilakukannya dan melihat betapa indahnya setiap gerakan itu. Aku berteriak dengan riang saat menyaksikannya dan dia memanggilku. Aku menghampirinya dan mengatakan betapa takjubnya diriku melihat semua itu.
Tiba-tiba dia memegang tangan dan memutar tubuhku. Dia berdiri tepat dibelakangku dan tangannya masih menggenggam tanganku. Aku bahkan dapat mendengar napasnya dengan jelas.
"Aku akan membantumu". Katanya.
Mendengarnya membuatku sanggat gugup dan mungkin aku sempat berhenti bernapas tadi. Kami pun mulai bergerak bersama mengikuti gerakan yang dia tunjukkan tadi. Bergerak kesana kemari dan berputar diudara.
Setelah selesai berlatih, aku membantu menghapuskan keringatnya dengan sapu tangan yang kubuat dan memberikannya sebagai hadiah.
"Anggap saja sebagai tanda terima kasih atas kebaikanmu padaku selama ini" kataku sambil menatapnya.
Ini adalah kedua kalinya dalam hidupku memberikan hadiah buatanku sendiri pada orang lain selain kakakku. Sebenarnya aku sedikit malu menunjukkannya karena keahlianku dalam seni tidak terlalu baik. Apalagi dia melihatnya dengan begitu serius membuatku merasa malu dan lenih malu.
"Aku tahu itu tidak sebagus sapu tangan yang mungkin kau miliki, jika kau tidak suka tidak apa-apa" kataku dan bermaksud untuk mengambil kembali sapu tangan itu. Namun, dia menghindar.
"Barang yang sudah diberikan tidak seharusnya diambil kembali" lalu pergi begitu saja.
Saat dalam ruangannya, Yu Han mengeluarkan kembali sapu tangan yang kuberikan, dia menyentuh bordiran phoenix dan menatapnya dengan tatapan hangat dan tersenyum bahkan tertawa kecil melihat betapa anehnya phoenix yang kubuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasySeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...