Chapter 39

37 12 10
                                    

Sudah lima hari kami didesa dan kakakku belum juga kembali membawa penawar. Sedangkan proses pencarian mengalami jalan buntu. 

Hong Ye dan putra mahkota beberapa kali datang untuk berdiskusi dan membantu, namun tidak ada hasil. Bukan hanya Yu Han mengalami kebuntuan tapi putra mahkota juga sampai sekarang masih belum mengetahui keberadaan Ru Han dan alat penampung jiwa, bahkan mata-mata yang memantau pergerakan suku iblis tidak mendapat informasi apa-apa. Apakah jiwa-jiwa itu sudah diserahkan pada raja iblis atau belum tidak ada yang tahu pasti.

Kali ini suku iblis berada didepan kami dan membuat langit sangat khawatir karena suku iblis bertindak sangat hati-hati dan memiliki rencana yang sangat matang. 

Yu Han sedang meditasi dikamarnya, aku masuk dan menyiapkan makanan diatas meja. Beberapa hari ini dia tidak tidur dan hanya berfokus pada masalah. Setelah beberapa lama menunggu, dia membuka mata kemudian menghampiriku dan memintanya untuk makan.

Setelah selesai makan, aku menyeduhkan teh untuk membuatnya sedikit merasa tenang kemudian aku mengulurkan tanganku dan mengeluarkan sesuatu dengan kekuatanku. 

Tampak cahaya berwarna merah muda muncul diatas tanganku, tampak seperti kristal kecil berbentuk bulat dan didalamnya terdapat bunga persik. Kujelaskan itu adalah benih pohon bunga persik abadi yang kubuat dengan kekuatan sihirku. Untuk membuatnya aku menghabiskan sebagian besar kekuatan dari meditasi yang selama ini kulakukan. Dengan begitu tidak peduli dimana tempatnya, benih itu akan tumbuh dan bunga tidak akan pernah layu dan selalu berbunga.

Kemudian Yu Han memegang tanganku, meletakkan didadanya dan menyimpan benih itu dalam hatinya lalu memelukku. Ku pejamkan mata mendengar suara detak jantungnya dan kehangatan tubuhnya.

Kubukakan mata dan segera bangun, sadar bahwa aku berada dikamar Yu Han saat ini. Kulihat sekitar kamar mencari keberadaannya dan segera bangun dari tempat tidur. 

Saat itu pintu terbuka, Yu Han masuk dengan membawa makanan dan meletakkannya dimeja kemudian memanggilku.

Aku mendekat dengan tatapan serius melihatnya yang menyiapkan makanan untukku dan duduk perlahan tidak menyangka dengan apa yang kulihat setelah bangun dari tidur.

"Ini pertama kali aku membuat makanan, jadi aku tidak terlalu yakin dengan rasanya" katanya sambil menatapku dan aku tersenyum kemudian mencicipinya. 

Rasanya tidak terlalu buruk untuk seseorang yang pertama kali memasak bahkan dapat dikatakan masakannya enak. Melihatku yang memuji dan menyukai masakannya, Yu Han pun tersenyum dan kami mulai makan bersama. 

Disaat bersamaan terdengar suara teriakkan dari luar yang mencari seseorang karena sudah membuat dapur menjadi sangat berantakan seperti sudah terkena badai angin.

Sepontan saja aku melihat kearah Yu Han sedangkan dia memejamkan mata karena malu dan kutertawa melihatnya yang bertingkah seperti itu. 

Setelah selesai makan, aku membersihkan piring-piring untuk dicuci. Awalnya Yu Han akan melakukannya tapi mengingat dia sudah membuatkan makanan jadi tugas ini aku akan ambil alih. Saat hendak keluar, dia menahan tanganku.

"Terima kasih atas hadiah yang kau berikan semalam, aku sangat menyukainya tapi ingat jangan melukai dirimu lagi" katanya.

Kuletakkan kembali piring-piring kotor diatasmeja lalu menatapnya "Aku tidak terluka malah merasa senang mengingat kau orang yang akan menerimanya."

Mendengar hal itu membuat Yu Han memelukku dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian aku keluar membawa piring kotor dan melihat cahaya turun dari langit. 

Aku tersenyum karena tahu kakakku sudah datang.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang