Kami berdua sampai alam manusia dan Yu Han segera membawaku ke gubuk bambu ditengah hutan bambu. Melihat gubuk itu membuatku kembali mengingat masa lalu, aku melangkah masuk perlahan dan melihat dekorasi pernikahan yang masih terpasang.
Berbagai ingatan mulai muncul yang membuatku tersenyum dengan air mata. Saat itu, Yu Han menggenggam kedua tangan dan menatapku bahwa dia ingin segera melangsungkan pernikahan seperti yang diinginkan olehku 200 tahun lalu.
Air mata menetes dipipiku, aku hanya terdiam tidak mengatakan apa-apa. Banyak pikiran bermunculan dikepalaku dan keraguan dihati mengingat kondisiku lalu Yu Han meminta untuk tidak memikirkan apa-apa dan hanya berbahagia selama berada disini. Dia tahu bahwa aku ragu dan karena itu dia berusaha meyakinkanku dengan berbagai cara.
Pada akhirnya aku mengangguk menyetujuinya dan dia tersenyum bahagia kemudian memelukku dengan erat.
Kami sibuk membersihkan ruangan yang berdebu lalu melepaskan dekorasi pernikahan untuk digantikan dengan yang baru nanti. Untuk membersihkan seisi ruangan kami membutuhkan waktu setengah hari sampai matahari mulai terbenam. Kemudian kami berdua pergi kekota membeli pernak pernik untuk mendekorasi ruangan serta keperluan lainnya.
Yu Han berhenti dan hendak masuk ketoko pakaian untuk membeli baju pengantin tapi kuhentikan karena aku memutuskan untuk memakai yang lama mengingat itu adalah pakaian pengantin pertama kali jadi tentu harus memakainya. Yu Han mengerti setelah mendengar penjelasanku lalu kami masuk kerumah makan.
Aku melihat semua keperluan sudah lengkap jadi bisa kembali pulang setelah selesai makan. Tak lama makanan sudah siap dan kami mulai makan bersama.
Aku kembali ingat bulu burung yang kulihat dalam gua hutan bunga persik dan curiga itu milik Yu Han mengingat bulu itu tampak seperti bulu phoenix. Tapi bulu itu memiliki aura jahat jadi tidak mungkin Yu Han memilikinya.
Yu Han melihatku yang diam dan tenggelam dalam pikiran serius memukul mangkokku dengan sumpit. Aku pun tersadar dan melanjutkan makan lalu mengobrol dengan Yu Han.
Sepulangnya dari kota kami berdua sibuk menghias ruang dengan pernak-pernik merah bahkan bukan hanya didalam atau kamar tidur tapi juga diluar gubuk bambu ini. Kami bekerja dari pagi hingga malam tanpa mengeluarkan kekuatan sedikitpun dan akhirnya semua selesai sekarang.
Aku memberikan teh pada Yu Han lalu pergi mengambil air bersih dan handuk, menghampiri Yu Han dan membersihkan wajahnya yang berkeringat.
"Kau sudah bekerja keras hari ini"
Aku mengelap kedua tangannya dengan lembut kemudian memintanya segera istirahat. Aku hendak bangun tapi Yu Han menahan dan aku menatapnya, menunggu hal apa yang ingin disampaikannya padaku.
Saat itu, dia hanya memelukku dengan erat dan semakin erat tanpa mengatakan apa-apa lalu aku memeluknya kembali tanpa sadar kalau Yu Han saat itu menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasySeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...