Chapter 23

60 19 16
                                    

Yu Han mulai membuka matanya dan melihat hari sudah gelap. Pada saat itu dia melihatku yang tertidur dekatnya dengan memegang pakaiannya. Dia menggerakkan tangannya pada wajahku, menyisipkan rambutku yang berantakan. 

Yu Han meletakkan tangan satunya keatas meja dan menyenderkan kepalanya menatapku dengan senyuman hangatnya. Seketika raut wajahnya berubah serius, seperti takut akan kehilangan sesuatu yang berharga.

Pada saat itu aku pun terbangun, melihatnya yang sedang menatapku membuatku sedikit malu. 

Aku memegang tangannya dan mengajaknya pergi kehalaman belakang untuk menikmati sinar bulan. Berjalan bersama dan berpegang tangan seperti ini bagaikan mimpi. 

Kami duduk dibawah pohon dan kukeluarkan beberapa botol arak tao hua. Aku ingin menghabiskan waktu dan membuat kenangan hangat bersamanya di bawah sinar bulan.

Kuceritakan padanya, kenangan yang paling hangat kumiliki saat dirumah adalah saat aku dan keluargaku berkumpul bersama dan minum arak tao hua dibawah pohon bunga persik.

"Aku ingin membuat kenangan hangat bersamamujuga" kukatakan dengan percaya diri. 

Aku mengajaknya bersulang bersama dan ingin menceritakan tentang diriku padanya. Aku ingin dia lebih mengenal tentangku dan mungkin saja kalau aku terbuka dengannya, dia juga akan mulai terbuka padaku.

Pikiran ini muncul padaku begitu saja dan aku pun mulai menceritakan diriku. 

Kukatakan apa yang kusuka seperti suka bunga persik, duduk dibawah pohon bunga persik ditemani arak tao hua dan bulan, suka bermain dan ingin menjelajahi enam alam. 

Hal yang tidak kusuka atau kuasai seperti memasak, menjahit atau merajut intinya segala hal yang suka wanita lakukan dan wujud asliku hanyalah bunga persik. 

Aku menatap bulan dan mengangkat tanganku seperti sedang menyentuh bulan.

"Apa kau pernah berpikir betapa kesepiannya bulan? Meskipun cantik tapi tidak memiliki apapun selain cahaya dari matahari. Bahkan bulan dan matahari tidak dapat bertemu tapi bisa merasakan. Bukankah itu sangat kejam? Jika suatu hari aku melakukan pelanggaran dan harus dihukum di suatu tempat, hanya dengan satu pohon bunga persik dan kau bagiku semua sudah cukup." Aku menyelesaikan perkataanku dengan masih menatap bulan.

"Akan kupastikan tidak akan terjadi" katanya dengan yakin.

Seketika ku menatap kearahnya dan dia mendekatiku kemudian mencium keningku dengan hangat. Angin pun berhembus dan aku merasa seperti waktu berhenti. Aku dapat merasakan kehangatan dari bibirnya dan dia menatapku dalam-dalam.

"Akan kulindungi sampai akhir apa yang menjadi milikku bahkan jika harus mengorbankan diriku." Ujarnya kemudian.

Entah kenapa setelah mendengar perkataannya membuat perasaanku senang tapi sedih. Membayangkan dia melukai dirinya hanya untukku membuat hatiku sakit.

Hari semakin malam dan kami masih minum bersama. Lusa Yu Han berjanji akan mengajakku mengunjungi alam manusia untuk menikmati festival lentera. Tentu itu membuatku senang, dapat bermain dan menikmati hal yang indah bersamanya. 

Dari buku yang kubaca festival lentera sangatlah indah. Seluruh kota akan dipenuhi dengan cahaya indah warna-warni. Para manusia akan pergi bersama keluarga, teman dan kekasih untuk menghabiskan waktu.

Membayangakan sambil memejamkan mata menikmati udara malam dan hembusan angin. Tiba-tiba teringat perkataan kakakku, jika ingin tahu sesuatu mengenai Yu Han maka harus bertanya langsung padanya. Ku menatapnya dan berpikir akankah dia memberitahuku jika aku bertanya.

"Akan kuceritakan." Katanya. 

Mendengar perkataannya membuatku sangat terkejut. Karena dia sudah mengatakannya aku pun memberanikan diri bertanya bahwa aku ingin mengetahui alasan dia memasang perisai pelindung pada paviliunnya.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang