Saat ini dipaviliun awan, Yu Han, Chun Yi, Hong Ye, Xi Chou dan aku sedang menikmati teh bersama setelah beberapa hari mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Meskipun kami semua terlihat santai tapi topik pembicaraan masih mengenai perang, rencana, strategi dan sebagainya.
Bagiku ini bukan waktu santai melainkan rapat pribadi. Tapi aku bisa mentolerir, mengingat badai yang akan tiba dan saat itu terjadi tidak tahu akan berapa banyak nyawa menghilang. Kemarin Tian Zun memerintah putra mahkota dan para jenderal beserta para pasukan lainnya untuk berjaga diwilayah perbatasan untuk berjaga-jaga mengingat Tian Zun mendapat laporan bahwa tampak terlihat suku iblis akan menyerang dalam waktu dekat.
Yu Han dan Xi Chou pun akan segera berangkat setelah menyampaikan beberapa hal pada Hong Ye. Bahkan, kakakku juga berangkat kesana sebagai tabib yang bertugas.
Lalu Yu Han mulai menjelaskan bahwa ada kemungkinan raja iblis tidak membawa lonceng langit selama perang berlangung untuk mengurangi resiko terambilnya lonceng langit ketangan suku langit. Karena itu Yu Han meminta Hong Ye untuk pergi ke alam iblis mengambil lonceng langit jika mendengar signal yang dikirim oleh Yu Han.
Setelah mendengar hal itu, aku memberitahu Yu Han untuk ikut dengan Hong Ye menjalankan tugas bersama.
Kakakku langsung melarang dan memintaku untuk tidak bicara omong kosong dan hanya tinggal diam dipaviliun awan selama perang berlangung. Aku tahu dia mengkhawatirkanku tapi aku tidak suka perasaan seperti tidak melakukan apa-apa mengingat diriku bagian dari suku langit. Paling tidak aku ingin melakukan sesuatu meskipun kecil dan tidak banyak membantu juga tidak apa-apa.
Aku memohon pada kakakku untuk mengizinkanku pergi kemudian menatap Yu Han. Terlihat jelas diwajahnya bahwa dia juga tidak mengizinkanku. Lalu aku menatap Hong Ye untuk membantuku meyakinkan kakakku dan Yu Han. Tapi Hong Ye terlalu takut ikut campur dan hanya menggelengkan kepala lalu diam. Lalu kulanjutkan dengan mengatakan bahwa dua orang lebih baik daripada satu orang dan juga saat itu sedang perang jadi tidak terdapat banyak penjaga disana. Jika ada pun, aku yakin bisa mengalahkannya.
Aku kembali memohon pada kakakku dan dia mendesah kemudian menatapku dengan khawatir.
"Baiklah, tapi jika sampai kau terluka aku akan membawamu pulang dan tidak membiarkanmu keluar" katanya sedikit tidak rela dan berat hati.
Aku segera memeluk kakakku lalu mengucapkan terima kasih dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Hong Ye pun berjanji tidak akan membuat Chun Hua lepas dari pandangannya. Lalu Yu Han bangun dan memintaku mengikutinya.
Yu Han membawaku kehalaman belakang, aku sedikit merasa khawatir dengan sikapnya saat ini.
"Keluarkan pedangmu" katanya padaku dengan tatapan serius.
Tidak tahu apa yang ingin dia lakukan tapi mendengar suaranya yang begitu serius aku hanya bisa menurutinya dan mengeluarkan pedangku.
Yu Han kemudian memberitahu jika aku bisa menahan tiga serangan darinya maka dia akan mengizinkanku pergi ke alam iblis.
Tanpa banyak bicara Yu Han pun mulai menyerang dari jarak dekat dan aku langsung melompat kebelakang. Dari serangan pertamanya aku bisa merasakan bahwa dia serius menyerang dan kuyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa menahan tiga serangannya.
Yu Han mulai menyerang lagi dengan mengayunkan pedangnya tepat didepanku lalu kutahan dengan sekuat tenaga dan mendorong pedangnya menjauh. Kami mulai bertarung lagi, terdengar suara pedang memenuhi halaman. Kami berdua bergerak dengan lincahnya dan Yu Han sama sekali tidak memberi ampun dalam setiap serangan.
Saat ini dia menyerang dari belakang dan aku melompat tepat diatas pedangnya lalu dia mencoba menyerang dengan mengibaskan pedangnya berkali-kali dihadapanku dan kutahan semampuku sampai akhirnya pedangku terhempas dari tangan dan jatuh terduduk.
Pada saat itulah Yu Han menghunuskan pedangnya tepat dileherku. Aku menatap Yu Han dengan napas terengah-engah lalu dia menyingkarkan pedangnya dan membantuku bangun.
"Kau menang" katanya dengan menatapku dan tersenyum lalu menunjukkan luka kecil ditangan kirinya.
Pada saat itu, terdengar suara sirene yang menandakan perang akan segera dimulai. Yu Han hendak pergi tapi kutahan tangannya lalu memeluknya
"Aku menunggumu pulang disini." Kataku dengantatapan khawatir.
Yu Han melepaskan pelukanku, menatapku dengan senyum lalu mencium keningku. Kemudian kami kembali menemui yang lainnya.
Xi Chou dan kakakku sudah siap berangkat dan hanya menunggu Yu Han untuk pergi bersama. Sebelum pergi, aku memeluk kakakku dan memintanya menjaga diri lalu mereka bertiga pergi ke medan perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasySeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...