Chapter 72

35 9 8
                                    

Aku mendengar suara yang membuatku sadar dan membuka perlahan mataku. Kulihat semua keluargaku hadir, ayah dan ibu mendekat menanyakan kondisiku dengan wajah penuh khawatir.

Aku bangun perlahan dan memberitahu mereka aku baik-baik saja tapi melihat raut wajah mereka aku tahu mereka tidak akan percaya begitu saja. Jadi aku mulai mengarang cerita dengan mengatakan bahwa aku terluka karena latihan yang kulakukan terlalu memaksa, aku terlalu terburu-buru untuk segera menguasai semua jurus hanya dalam beberapa hari tapi tak disangka aku malah melukai diri sendiri. Bahkan, Yu Han sudah memperingatiku berkali-kali untuk tidak memaksakan diri tapi aku tetap mengabaikan perkataannya dan latihan diam-diam dibelakangnya.

Sengaja kukatakan begitu agar kedua orang tuaku tidak menyalahkan Yu Han. Lalu kulanjutkan, karena itu Yu Han membawaku ke alam manusia untuk bersenang-senang selama beberapa hari agar aku lupa dengan latihan. Setelah mendengar hal itu, kedua orang tuaku meminta untuk berhenti memaksakan diri dan menasehatiku selama berjam-jam lamanya. 

Selama mereka mengoceh, aku hanya berpikir bagaimana aku menjelaskan pada kakakku. Kedua orang tuaku pergi, hanya tinggal kedua kakakku sekarang. 

"Jangan berani-beraninya berbohong. Beritahu kami apa yang sebenarnya terjadi." Kata Er jiejie.

Aku berusaha menyangkal sebisa mungkin tapi mereka sama sekali tidak percaya dan akhirnya Yi gege bangun hendak pergi. Aku menanyakannya hendak pergi kemana.

"Menemui Yu Han dan menanyakannya sendiri"jawabnya serius.

Segera kuberdiri dan menghentikannya bahwa ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Yu Han. Tapi kakakku tetap memaksa untuk pergi dan aku memohon menghentikannya lalu memuntahkan darah.

Kedua kakakku segera menghampiriku dan membawa ke ranjang. Yi gege memeriksa nadiku dan menatapku dengan serius. 

"Meimei, jika kau terus bungkam maka aku tidak ada cara selain menemuinya" kata Yi gege padaku dengan khawatir.

Setelah merasa tenang aku mulai memberitahu dengan mengeluarkan bunga merah untuk mereka berdua lihat.

"Semua karena bunga yang kalian lihat" kataku.

Kujelaskan pada mereka bahwa aku mendapatkannya saat berhasil memecahkan segel dari lonceng langit disuku iblis. Segel itu kemudian masuk ketubuhku bahkan memberiku mimpi yang memperlihatkan diriku sendiri mati hanya karena bunga merah ini kehilangan semua mahkotanya. 

Mimpi itu berkali-kali datang padaku tapi aku berusaha untuk tidak percaya hingga mahkota bunga pertama hilang. Saat itu aku tahu bahwa semua yang kulihat dalam mimpi adalah benar bahwa mahkota bunga mewakili hidupku.

"Bagaimana mungkin aku bisa memberitahu seseorang bahwa aku akan mati disaat perang baru selesai dan semua orang terluka dan disaat semua orang tampak bahagia." Kataku dengan sedih.

Er jiejie memeluk menenangkanku dengan mengatakan Yi gege pasti ada cara untuk menghilangkannya. Aku melepaskan pelukan Er jiejie lalu berdiri dihadapan mereka berdua.

"Ini adalah kutukan bukan penyakit!" Teriakku dengan kesal.

Yi gege memandangku dengan tatapan marah "Apa kau menanggapku sebagai kakakmu!!! Jika iya kau harusnya memberitahuku dari awal bukan merahasiakannya dariku hingga sekarang" lalu pergi meninggalkanku. 

Er jiejie memanggil dan mengejar Yi gege keluar sedangkan aku hanya bisa menangis dalam kamar mengingat ini kali pertama dalam hidupku bertengkar dengan Yi gege.

Chun Yi menghampiri pohon bunga persik yang biasa aku kunjungi. Dia menangis dan menyenderkan tubuhnya pada pohon.

"Ini semua salahku, harusnya saat itu aku lebih memperhatikannya" 

Chun Yi menyalahkan dirinya yang kurang peduli pada Chun Hua disaat dia sadar bahwa adiknya sedikit berubah setelah perang. Chun Er menenangkan kakaknya dan meminta untuk memikirkan cara menyelamatkan Chun Hua. 

Setelah menenangkan diri, Chun Yi kembali kekamar untuk melihat adiknya. Aku melihat kakakku masuk menghampiriku. Dia meminta maaf padaku atas sikapnya tadi. 

Aku menggelengkan kepalaku mengatakan tidak apa-apa karena aku tahu kakakku hanya khawatir padaku lalu memeluknya. Dia memintaku untuk tidak khawatir dan akan mencari tahu cara menghilangkannya. Aku hanya menganggukkan kepala mengerti sambil menangis.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang