Chapter 8

102 34 10
                                    

Hari sudah pagi dan ini hari pertamaku di sini, suasana disini berbeda jauh dari dirumah. Sangat damai dan hening jadi kuputuskan untuk menemui Yi Mei dan Ru Ling. 

Mereka berdua sedang sibuk menyiapkan makanan. Saat mereka sedang sibuk dengan pekerjaan mereka akupun bertanya apa kegiatan yang biasa dewa api lakukan setiap harinya dan apa hal yang disukai dan tidak disukainya. Paling tidak kupikir harus mengetahui hal-hal tersebut untuk menghindari masalah kedepannya.

Dewa api menghabiskan waktunya dalam ruangan, entah itu meditasi atau mengerjakan tugas resminya sebagai pangeran. Paviliun ini juga jarang kehadiran tamu, jika bukan dewa takdir, tabib Chun Yi dan Putra Mahkota kurasa belum ada yang pernah berkunjung. 

Setelah Yi Mei menjelaskan Ru Ling pun menambahkan dewa api tidak suka keributan, orang yang banyak bicara, menguping, malas-malasan, dan yang terpenting dia bisa membuat kita menjadi jujur hanya dengan menatap kita.

Setelah itu mereka pun keluar membawa makanan untuk dewa api. Meninggalkanku sendirian yang terbenam dalam lamunan dan bahkan merasa dewa api adalah orang yang kesepian bukan orang yang dingin ataupun yang menakutkan. 

Pertama kali aku bertemu dia dipaviliun aku memang takut tapi saat melihatnya aura yang kulihat hanya aura seorang dewa agung dan ada perasaan aman saat bersamanya.

Aku pun tersadar dari lamunan karena lapar tapi Yi Mei dan Ru Ling belum kembali sedangkan makanan dimeja seperti hidup dan mencoba menggodaku dan saat aku hampir tergoda aku melihat mereka kembali.

Kuminta untuk mereka cepat duduk dan makan bersama tapi mereka mengabaikanku dan sibuk menyiapakan satu set makanan lagi. 

"Untuk apa kalian menyiapkan satu set makanan lagi. Oohhhh...  aku tahu, pasti dewa takdir datang."

"Tidak ada yang berkunjung dan dewa api memintamu untuk makan bersama diruangannya." Kata Yi Mei.

"APPAAAA!!!!!"

Saat aku makan bersama dengannya, aku merasa suasananya sangat canggung dan aneh. Jika berlanjut seperti ini aku mungkin tidak dapat menelan makananku dengan baik.

"Apa kau tidak menyukai makanannya?" Tanyanya padaku dengan suara sangat tenang dan tidak merasa canggung.

"Bukan karena tidak menyukai makanannya hanya saja aku merasa aneh makan dalam suasana sepi tanpa bicara. Biasanya dirumah saat makan aku dan keluargaku akan berbincang-bincang bersama." Jelasku.

Dewa api mulai menjelaskan bahwa istana langit memiliki banyak peraturan dan berbeda dengan alam lain. Termasuk tidak bicara sangat makan salah satu peraturannya. Karena lahir dan tumbuh disini, hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan baginya. Karena itu selama tinggal disini dia berharap aku dapat mengikuti peraturan istana langit.

Setelah makan dewa api memintaku mengikutinya ke perpustakaan, lalu menunjukkan buku-buku yang sangat banyak dan memintaku untuk mempelajari dan menghafal isi setiap buku tersebut yang ternyata adalah peraturan istana langit. Aku tahu istana langit memiliki banyak peraturan tapi tidak menyangka akan sebanyak ini.

Kemudian dewa api memberitahu bahwa setiap pagi dia akan mengujiku dan jika gagal aku tidak boleh makan sebagai hukumannya. Seketika itu aku merasa pendengaranku sedikit terganggu karena terkejut. Dewa api juga memberitahuku bahwa setelah aku menghafal peraturan-peraturan ini, dia akan membantuku untuk meningkatkan ilmu sihir dan juga meditasi agar aku bisa menjadi dewi.

Setelah mendengar hal itu aku memberitahunya bahwa aku mengerti karena aku tidak punya keberanian melawan. Juga setiap kali dia mengatakan sesuatu aku hanya bisa menerimanya meskipun berat dan sakit rasanya. Aku yakin dia memiliki semacam ilmu sihir kepadaku. Ingin rasanya aku pulang tapi kemungkinan besar aku tidak bisa keluar lagi. Aku yakin Yi gege meminta dewa api untuk melakukan ini padaku.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang