Chapter 92

34 10 12
                                    

200 Tahun Kemudian

Xi Chou masuk kedalam gua dan tampak Yu Han sedang dalam meditasi. Setelah beberapa lama, Yu Han membuka mata dan melihat Xi Chou yang duduk tak jauh darinya. 

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Xi Chou.

"Belum pernah kulihat orang senekat dirimu. Aku juga tahu apa yang kau pikirkan, selain menepati janji padanya bukankah kau juga ingin dia terus hidup." Kata Xi Chou menatap Yu Han.

Karena tahu tidak bisa menyembunyikan hal ini dari Xi Chou, Yu Han pun membenarkan.

"Aku ingin dia terus hidup dengan menghilangkan semua ingatannya dan mengurungnya dirumahku dialam manusia" 

Xi Chou kemudian memberitahu bahwa cara itu dulu hampir digunakan Chun Yi tapi dihentikan oleh Chun Hua karena dia tidak ingin hidup seperti itu. 

"Apa kau tega melakukan hal itu padanya?" Tanyanya.

"Aku tahu tindakanku egois tapi selama dia hidup maka sudah cukup untukku." Jawab Yu Han sambil menghela napas.

Xi Chou memberitahu bahwa dengan melakukan itu mungkin hanya akan lebih membuat hatinya terluka dengan begitu keinginan Xi Xiao untuk membuat hidup Yu Han menderita akan terpenuhi.

"Aku tanya untuk terakhir kalinya, apa kau yakin dengan keputusanmu?"

"Sejak menyukai Chun Hua keinginan Xi Xiao sudah terpenuhi dan aku sangat yakin dengan keputusanku jika tidak untuk apa aku berlatih sihir hitam." Jawab Yu Han dan Xi Chou mengangguk mengerti keputusan yang dibuat dan mengajak Yu Han bersulang. 

Chun Yi dan Hong Ye segera kealam bunga setelah mendapat pesan dari Xi Chou. Saat tiba mereka berdua menuju hutan bunga persik dan masuk gua. Chun Yi menghampiri Yu Han untuk memikirkan kembali baik-baik dan Yu Han hanya menepuk bahu sahabatnya sambil tersenyum. Yu Han mendekati Chun Hua, dalam hati meminta maaf atas perbuatan egoisnya lalu menutup matanya.

Yu Han berdiri disamping meja batu hendak melakukan proses pembangkitan. Seketika tubuh Yu Han dipenuhi aura hitam dan matanya berubah menjadi merah kehitaman. Saat itu Yu Han mengarahkan kedua tangannya ke tubuh Chun Hua dan tampak cahaya hitam masuk kedalam tubuh Chun Hua yang membuat tubuhnya melayang diatas meja batu.

Selama hal itu berlangsung, terlihat cahaya merah keluar dari dada Chun Hua. Xi Chou memberitahu pada Chun Yi dan Hong Ye bahwa cahaya merah adalah sihir pemakan takdir yang kembali membentuk segel darah pada tubuh Chun Hua.

Tepat saat itu Yu Han mengeluarkan cahaya dari tubuhnya yang membentuk phoenix tepat dibelakangnya. Phoenix itu melebarkan sayapnya dan tampak aura hitam menyelimutinya. Saat itu diluar langit berubah menjadi gelap disertai suara guntur dan angin kencang. Sedangkan Yu Han masih berjuang mengeluarkan kekuatannya dan bayangan phoenix dibelakang tubuhnya mulai mengeluarkan suara yang membuat gua bergetar.

Tak lama Yu Han menyemburkan darah dari mulutnya dan terjatuh. Tubuh Chun Hua yang tadi melayang kembali terbaring dimeja batu seperti semula. 

Hong Ye segera mentransferkan energi pada Yu Han dan Chun Yi memeriksa nadi lalu memberikan pil pada Yu han dan mengeluarkan kekuatan medisnya pada tubuh Yu Han.

Cuaca diluar kembali cerah seperti sebelumnya dan yang paling mengejutkan, aroma wangi hutan bunga persik yang tadinya menghilang sekarang telah kembali. Sedangkan Xi Chou memeriksa keadaan Chun Hua dan merasakan denyut nadinya, hanya saja sangat lemah dan segera mentransferkan energi pada tubuhnya.

Yu Han yang sudah membaik segera melihat Chun Hua dan tak lama matanya mulai bergerak. Yu Han menggenggam tangannya dan perlahan Chun Hua membuka matanya. Yu Han menjadi orang pertama yang dilihatnya setelah bangun dari tidur yang panjang.

Aku mulai bangun perlahan sambil menatap Yu Han, tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya bisa meneteskan air mata lalu Yu Han memelukku.

"Terima kasih sudah kembali" katanya padaku.

Aku bisa merasakan hangat tubuh dan suara detak jantungnya, hal itu membuatku sadar bahwa aku sedang tidak bermimpi. Saat itu aku melihat Xi Chou, Hong Ye dan tentu saja kakakku. 

"Gege, kenapa kau kelihatan bertambah tua?" Kataku dan tertawa dengan air mata. 

Yu Han yang memelukku melepaskan pelukannya dan ikut tertawa dengan yang lainnya setelah mendengar perkataanku tadi.

Kakakku hanya mengatakan bahwa sikapku masih saja belum berubah dan itu hal yang bagus lalu menyambut kembali kedatanganku dengan membawaku keluar dari gua. 

Saat itu, aku tersenyum bahagia melihat hutan bunga persik lalu memejamkan mata untuk menikmati aroma hutan bunga persik serta angin yang berhembus. Kemudian kami semua pergi menuju rumah karena keluargaku yang lain mungkin saja sudah menunggu.

Aku dan Yu Han berjalan berdampingan saling bergenggaman tangan hingga sampai dirumah.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang