Chapter 21

56 17 14
                                    

Setelah bermain-main seharian sekarang saatnya untuk berkemas mengingat besok aku akan kembali ke paviliun awan. 

Melihat begitu banyak barang yang ingin kubawa membuatku bingung. Ayah dan ibu pun masuk ke kamarku. Mereka kaget melihat kamar yang berantakan dan aku hanya tersenyum malu. Ibuku menghampiri dan menggenggam kedua tanganku.

Aku mengajaknya duduk dan menenangkannya untuk tidak bersedih dan berjanji akan sering mengirim surat dan pulang setiap ada waktu. Ayahku pun menghentikan sikap berlebihan ibuku dan membuat suasana menjadi lebih ceria. Mengingat aku tidak pergi untuk selamanya dan bisa pulang kapan saja. 

Aku pun membenarkan perkataan ayahku, bahkan menyombongkan diri bahwa saat pulang nanti aku mungkin akan naik menjadi dewi tinggi. Mendengar hal itu membuat kami semua tertawa dan memeluk kedua orang tuaku.

Yi gege sedang duduk di bawah pohon persik dengan raut wajah serius dan melihat botol arak tao hua tepat didepannya.

"Er meimei kau belum tidur?" Yi gege mengambil arak yang diberikan Chun Er dan mereka bersulang. 

Melihat kakaknya yang begitu serius membuatnya penasaran apa yang ada dalam pikirannya dan menatapnya terus-menerus hingga membuat Chun Yi mengatakan kekhawatirannya.

"Aku hanya memikirkan Chun Hua dan dewa api" kata Chun Yi dan Chun Er pun menghela napas memikirkannya dan berharap tidak ada yang akan terluka.

"Apa mungkin gege mengetahui sesuatu?" Tanya Chun Er.

Chun Yi menganggukkan kepala dan mengatakan kemarin dia melihat pedang kayu Chun Hua memiliki simbol phoenix.

"Dewa api memang sedikit berbeda saat bersama Chun Hua tapi kupikir itu hanya karena mereka dekat tapi sekarang aku rasa bukan."

Setelah diam sesaat, Chun Yi memberitahu adiknyabahwa dia akan membicarakan hal ini pada dewa api saat kembali nanti. 

Hal itu membuat Chun Er terkejut dan ingin menghentikan kakaknya tapi Chun Yi sudah membulatkan tekadnya. Jika nanti hasilnya benar seperti dugaannya bahwa dewa api memiliki perasaan pada Chun Hua maka dia tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu, dia adalah dewa api yang sangat dapat diandalkan jadi tidak perlu terlalu khawatir.

Chun Er tidak setuju dengan pemikiran kakaknya dan ingin Chun Hua tidak kembali ke paviliun awan lagi. Namun, Chun Yi berpikir bahwa ini adalah yang terbaik untuk Chun Hua dan memegang bahu Chun Er untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 

Chun Er pun tidak berkata apa-apa dan akan mengikuti keputusan kakaknya.

Aku melihat kedua kakakku sedang bersama dan menghampiri mereka sambil mengoceh kenapa mereka tidak mengajakku minum bersama. Mengingat besok aku akan pergi dari sini. 

Saat kulihat raut wajah mereka begitu serius aku pun terdiam dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi pada mereka tapi kuurungkan niatku dan hendak pergi dari suasana dingin. 

Saat hendak melangkah, Er jiejie menghentikanku dan menyuruh duduk.

Sesaat tidak ada yang bicara dan suasana menjadi dingin dan canggung. Kemudian Er jiejie menggenggam tanganku dan memintaku untuk menjaga diri. Melihat tatapannya yang begitu serius aku pun menganggukkan kepala dan segera mencairkan suasana dingin itu.

"Aku janji tidak akan membuat kalian khawatir. Jadi tolong hentikan suasana dingin dan canggung ini. Jika tidak aku benar-benar akan mati kehabisan napas." Kataku sedikit bercanda.

Mendengar hal itu mereka pun tertawa dan Chun Yi gege mengangkat botol araknya dan kami pun bersulang bersama. Kemudian aku beranjak untuk pergi mengambil beberapa botol arak tao hua untuk dibawa ke paviliun awan. 

Kedua kakakku melihat kepergianku dan lanjut minum bersama lagi.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang