Saat membuka mata apa yang ada dipikiranku hanyalah pernikahan manusia antara aku dan Yu Han yang sempat gagal 200 tahun lalu. Meskipun pernikahan ini bukan pernikahan sebenarnya melainkan hanya untuk menunjukkan keseriusan hati kami dan memenuhi harapanku mengingat kondisiku yang tidak memungkinkan untuk hidup lebih lama. Bagiku sudah cukup, tapi apa isi pikiran Yu Han aku tidak tahu pasti.
Sejak dia membangunkanku hingga sekarang, dia tidak pernah membicarakan atau membahas mengenai kondisiku. Sikapnya seperti segalanya akan membaik dan menganggap sepeti tidak terjadi sesuatu yang burukku padaku. Aku kemudian bangun dan menyentuh baju pengantin, melihat indahnya pakaian itu telah membuatku membuang semua pikiran dan rasa khawatir.
Aku duduk didepan cermin untuk merias wajahku. Kugunakan pemerah bibir bewarna merah terang lalu melihat diriku yang sudah siap sepenuhnya dengan tersenyum. Aku berdiri didepan cermin untuk melihat diriku sepenuhnya dalam baju pengantin berwarna merah dan tidak lupa kusisipkan tusuk konde pemberian Yu Han. Kemudian kukenakan penutup kepala berwarna merah lalu berjalan keluar.
Aku melihat Yu Han yang berdiri menungguku dengan baju pengantinnya lalu dia menghampiri dan menggenggam tanganku membawa kedepan meja altar pernikahan. Yu Han kemudian melepaskan tanganku dan melihat kearahku lalu pernikahan kami dimulai menurut tradisi pernikahan manusia.
Kami berdua memberi hormat didepan meja altar sebagai bentuk penghormatan untuk langit lalu penghormatan kedua ditujukan pada orang tua dan penghormatan terakhir untuk sepasang suami istri. Dengan begitu upacara pernikahan selesai dan pasangan masuk kedalam kamar pengantin. Kami berdua duduk berdampingan diranjang, Yu Han mengangkat tangannya untuk melepaskan kain penutup kepala kemudian menatapku tanpa bicara.
Aku menggenggam tanganku dengan erat karena merasa sangat gugup lalu berdiri untuk menuangkan arak dicangkir kemudian memberikan pada Yu Han dan kami minum bersama. Tapi suasana masih membuatku gugup dan aku memikirkan cara untuk mencairkan suasana.
"Pernikahan sudah selesai bagaimana jika kita jalan-jalan disekitar atau mungkin kekota"
Aku menatap Yu Han menunggu responnya lalu dia menyetujui permintaanku kemudian aku keluar kamar untuk berganti pakaian.
Sesampai dikamar, aku menghela napas dan menyentuh dadaku merasakan detak jantung yang sangat kencang lalu tersenyum malu dengan menutup wajahku.
Kami berjalan-jalan disekitar hutan bambu untuk sekedar menikmati udara sambil bergenggaman tangan. Saat itu Yu Han memberitahuku bahwa dia nanti perlu melakukan meditasi dan memilih hutan bambu ini sebagai tempatnya kemudian memintaku untuk tidak datang mencarinya selama proses meditasi. Aku menghentikan langkah dan berdiri dihadapannya dengan sedikit khawatir.
"Apa kau terluka karenaku?"
"Melakukan meditasi setiap saat dan bukan hanya saat terluka. Apa kau sudah lupa peraturan istana langit?" Katanya sambil memukul ringan keningku dan tersenyum.
Mendengar itu aku merasa lega lalu tersenyum dan kami melanjutkan perjalanan.
Siang itu kami menghabiskan waktu bersama dihutan bambu lalu berkeliling dikota melihat pertunjukkan wayang, atraksi-atraksi, nyanyian dan tarian serta berbagai pertunjukkan lainnya dan kembali pulang saat sore.
Sesampainya dirumah Yu Han memberitahu bahwa dia akan kehutan bambu untuk meditasi dan mengingat kembali untuk tidak mencarinya tapi kuhentikan karena hari akan segera gelap dan meminta melakukan dikamar saja. Yu Han memintaku untuk tidak khawatir karena dia akan segera kembali sebelum gelap lalu dia pergi.
Yu Han berjalan kehutan bambu dengan memegang dadanya dan tangan satunya memegang kepalanya, tampak seperti berjuang melawan dirinya sendiri dari pada menahan sakit. Matanya mulai berubah warna dan aura hitam mulai keluar dari tubuhnya. Yu Han segera melakukan meditasi untuk menekan kekuatan jahat agar tidak mengambil alih tubuhnya.
Saat itu Yu Han tampak mendengar banyak suara ditelinganya yang mencoba mengganggu tapi Yu Han mencoba untuk tetap fokus dan pelan-pelan suara dan aura hitam mulai hilang dari tubuhnya.
Hari sudah malam dan Yu Han masih belum kembali, dia bahkan meminta untuk tidak menyusul jadi aku hanya menunggu diluar dengan cemas. Tak lama aku melihatnya dan merasa lega dan dia tersenyum tahu bahwa aku khawatir lalu kami masuk kedalam. Kutuangkan teh padanya lalu mengelap tangannya dengan handuk
"Aku tahu kau dewa api dan tidak ada hal yang kau takuti tapi tetap saja aku khawatir. Bisakah kau melakukannya saat hari masih cerah?" Tanyaku dengan khawatir.
"Maafkan aku sudah membuatmu khawatir dan tidak memikirkan perasaanmu"
"Aku hanya terlalu khawatir karena waktu untuk kita bersama tidak banyak"
Mendengar hal itu Yu Han segera mencium bibirku, tampak hendak menghentikan pembicaraanku lalu menatapku dekat-dekat kemudian menggendongku kekamarnya. Membaringkanku perlahan diranjangnya lalu menatap dekat wajahku dan mengelus lembut wajahku. Aku bahkan bisa merasakan napasnya dan mendengar suara napasnya dan Yu Han mencium keningku lalu kedua mataku, hidung dan bibir.
Saat bibirnya menyentuh bibirku terasa lembut dan hangat. Aku juga bisa merasakan suara napas dari mulutnya, dan aku hanya menikmati setiap ciuman yang dia lakukan pada mulutku. Tanpa sadar suara desahan mulai keluar dari mulutku saat Yu Han mencium bagian leherku dengan bibir lembutnya. Saat itu, aku bisa merasakan detak jantung Yu Han dan juga milikku yang berdetak cepat dan kami berdua menghabiskan malam dalam suasana penuh semangat, cinta dan gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasySeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...