Chapter 17

60 19 9
                                    

Aku dan kakakku dalam perjalanan pulang. Sepanjang perjalanan aku tidak bicara apa-apa. Tentu saja tidak, aku merasa tubuh sekarang disini tapi pikiran masih tertinggal di paviliun awan. 

Sesekali dia melihatku, dia pasti merasa ada yang aneh denganku akhirnya kuputuskan untuk melupakan kejadian sebelumnya dan harus bersenang-senang karena aku pulang kerumah dan berkumpul kembali dengan keluargaku dan alam bunga.

Aku terbang menghampiri kakakku dan mengatakan aku baik-baik saja jadi tidak perlu khawatir. Yi gege adalah orang yang sensitif, dia pasti berpikir aku ada masalah karena bersikap tidak biasa. Untuk menenangkannya aku mulai berbincang, menanyakan banyak hal dan bercanda.

Tak terasa kami pun sudah sampai. Melihat indahnya alam bunga dari atas membuatku terpukau. Tempat yang dipenuhi warna warni bunga bahkan dari atas aku bisa mencium aroma bunga terutama bunga kesukaanku Tao Hua.

(Tao  Hua berarti bunga persik)

"Gege, saatnya kita minum arak tao hua." Kakakku menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Sekitar setahun lebih tidak pulang membuatku sangat merindukan rumah. Aku ingat dulu hampir setiap hari ingin keluar bahkan merasa bosan tapi sekarang setelah meninggalkan rumah dan kembali lagi membuatku menangis bahagia. Rumah memang rumah, inilah kekuatan dari tempat kelahiran.

Orang-orang yang melihat kami berdua menyapa dan menyambut kepulangan kami. Setiap langkah dan setiap langkah kami berdua bertukar sapa dengan yang lainnya. Terasa sudah lama tidak merasakan keramaian seperti ini. Bukan hanya keramaian tapi juga kehangatan. Kehangatan melihat senyum bahagia semua yang ada disini saat mereka berkumpul dan bekerja bersama orang-orang terdekat mereka.

Aku berjalan dengan riang sambil melihat-lihat sekitar, melihat adakah perubahan sejak kepergianku selama ini dan kemudian aku sadar kakakku tidak ada dibelakangku. Aku kembali mencarinya dan melihat kerumunan para ibu-ibu, kudekat dan mendengar bahwa mereka ingin menjodohkan putri mereka dengan kakakku. 

Melihat kakakku yang kewalahan menghadapi mereka, akupun menerobos masuk kerumunan dan menarik pergi kakakku.

Sepanjang perjalanan kerumah aku tertawa keras karena melihat banyaknya portrait wanita yang ingin dijodohkan dengan kakakku. Aku mulai bercanda dengannya dengan memilih beberapa dan menunjukkan padanya.

Dia hanya mengabaikan dan terus jalan tanpa mengatakan apa-apa dan itu membuatku tertawa lagi dan lagi karena reaksinya yang lucu. Bahkan sebagai adiknya, aku juga tidak tahu wanita seperti apa yang disukainya. Dalam hatinya dia hanya memikirkan pengobatan dan menyelamatkan orang.

Bagiku, dia kakak terbaik. Sangat pengertian pada orang yang dicintainya dan aku sangat menghormatinya. Akupun berlari menghampirinya dan berjalan bersama sambil bercanda lagi dan lagi.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang