Pagi pun tiba dan aku masih tertidur. Menyandarkan kepala dan punggung di dinding dekat jendela. Aku bisa merasakan sinar matahari dan angin yang berhembus bahkan suara dedaunan yang ditiup angin.
Mataku masih terpejam dan merasakan ada bayangan yang bergerak-gerak dihadapanku seperti sedang berusaha membangunkanku. Kubuka mata dan melihat Yi Mei yang menyuruhku datang ke ruang dewa api sekarang.
"Pengujian pagi!!!!"
Aku berlarian terburu-buru dan tiba didepan pintu ruang Yu Han. Aku mengatur napas dan merapikan diri setelah itu kuputuskan masuk dengan tenang.
Yu Han sedang duduk dimejanya dan membaca laporan sedangkan aku masih berusaha untuk menenangkan diri dan terkadang kejadian semalam masih terlintas dikepalaku.
Aku berdiri dihadapannya, tanpa basa basi dia menyuruh untuk menyebutkan sebanyak mungkin peraturan yang sudah kuingat jadi kusebutkan satu per satu.
Setelah beberapa jam akupun menyerah. Dari 3000 lebih peraturan aku hanya bisa ingat sekitar 200an. Bagiku itu sudah cukup banyak hanya dalam satu malam. Tapi baginya itu sangat sedikit.
Aku langsung memohon untuk tidak menghukumku dan berjanji akan belajar dengan baik. Jika ingin memberi hukuman jangan menggunakan makanan aku bahkan berjanji akan menerima hukuman apapun selain menghentikan makanku. Seperti menyapu, mengepel, atau bahkan membersihkan seluruh paviliun atau menjadi pelayanmu juga aku terima.
Tapi Yu Han sama sekali tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapku. Aku berpikir mungkinkah hukuman yang kutawarkan tadi tidak memuaskannya.
"Baiklah, aku akan membersihkan seluruh paviliun tanpa menggunakan sihir. Apa masih belum cukup? Bahkan kau bisa memintaku melakukan apa saja dan aku jamin tidak akan membantah. Aku bersumpah!!!" Kataku dengan penuh keyakinan.
Akhirnya dia menyetujui permintaanku dan menyuruhku segera melaksanakannya mulai sekarang.
Dengan cepatnya kau menyetujui hal itu. Kau pasti suka melihatku tersiksa bukan
Akupun mulai menyapu dari halaman depan sampai belakang, mengepel, membersihkan debu, merapikan buku-buku, melap meja dan barang lainnya, membuatkan teh untuk Yu Han, dan bahkan mengeruk batu tinta selama dia menulis laporan.
Tak lama setelah itu dewa takdir pun datang, disaat seperti ini aku merasa bersyukur atas kedatangannya. Paling tidak aku bisa undur diri dan istirahat sebentar selama kehadirannya.
Kulepaskan batu tinta dan hendak undur diri tepat pada saat itu Yu Han memegang tanganku dan menyuruh tetap melakukan tugasku.
"Kalian cukup akur dan dekat setelah beberapa hari bersama. Kupikir kalian akan sering bertengkar tapi sepertinya aku tidak perlu khawatir." Katanya.
"Sebenarnya aku sedang dihukum sekarang, hanya saja kau tidak menyadarinya." Mendengar hal itu membuat dewa takdir tertawa bahkan Yu Han tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasySeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...