Chapter 31

43 15 10
                                    

Malam semakin larut, kota tidaklah seramai sebelumnya. Kami berjalan menuju penginapan dan menuju kamar masing-masing. 

Saat aku hendak masuk, Yu Han memegang tanganku dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah tusuk konde yang terbuat dari batu giok berwarna biru kehijauan dengan aksesoris yang tergantung indah dan sepanjang tusuk konde terukir seperti sulur tumbuhan.

Yu Han memberikannya padaku dan memasangnya dirambutku. Tangannya kemudian menyentuh wajahku dan memberikan ciuman hangat pada bibirku. Mataku terbelalak karena terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba, ciumannya yang semakin hangat membuatku mulai menutup mata dan membuatku semakin mendekatinya bahkan tanpa sadar kedua tanganku mulai memeluknya.

Dalam kamar aku masih belum tidur karena terlalu senang dengan apa yang terjadi. Kupikir sekarang aku benar-benar sudah menjadi wanita Yu Han. Meskipun dia tidak memberitahuku secara langsung tapi melalui tindakannya aku tahu. Dia memberikan pedang yang berukiran simbol phoenix padaku dan sekarang tusuk konde.

Aku pernah membaca buku mengenai alam manusia, dikatakan bahwa seorang pria memberikan tusuk konde pada wanita itu melambangkan cinta dan jika pria memasangkan langsung kepada wanita itu berarti cinta untuk selamanya dan tidak berpisah. 

Aku terlalu senang dan hanya berguling-guling diranjang dan tertawa bahagia sambil menutup mulut dengan selimut.

Membayangakn jika para dewi yang memuja dewa api sekarang memiliki wanita membuatku sedikit takut tapi senang yang luar biasa. Kutertawa dengan menutup mulutku dengan selimut lagi.

Sedangkan Yu Han dikamarnya sedang duduk bermeditasi diranjangnya. Tiba-tiba dia tertawa kecil dan tersenyum kemudian membuka matanya. Ternyata dia tidak sedang meditasi melainkan sedang memperhatikanku dengan kekuatan sihirnya. Kemudian menutup mata ingin bermeditasi dengan serius. Namun, ingatan berciuman tadi muncul seketika dia membuka matanya dan bangun dari ranjangnya dengan wajah yang memerah dan malu.

Yu Han mencoba mengipas wajahnya yang terasa hangat tapi tidak ada hasil kemudian membuka jendela untuk menyejukkan dirinya sendiri. Tapi bayangan itu terus muncul, Yu Han meminum teh untuk menenangkan diri lalu terlarut dalam senyum dan tawa kecilnya sendiri. Malam dimana mereka berdua akan habiskan dengan tawa dan senyum hanya karena ingatan yang bermunculan.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang