Chapter 34

52 16 21
                                    

Saat ini aku tidak bisa tidur karena rasa penasaran setelah mendengar cerita dari korban tadi. Akhirnya kupergi dengan kekuatan sihirku untuk melihat desa itu dan membuat diriku tak kasat mata dengan begitu bisa bebas bergerak. 

Kulihat kondisi desa sungguh memprihatinkan, begitu kacau dan berantakan. Mereka yang tinggal didesa semua sakit-sakitan dan tidak ada yang menjaga. Semua orang yang sehat sudah keluar desa bahkan para tabib sekalipun pergi.

Melihat kondisi mereka yang berjuang bertahan sungguh menyakitkan. Tapi saat ini aku ingin melihat sumur yang diceritakan padaku. 

Aku melihat sumur dan tidak merasa ada yang mencurigakan, kulihat kondisi air juga tidak ada yang salah. Tidak ada tanda-tanda racun atau apapun. Bahkan tidak ada jejak dewa sumur atau aura dewa disekitar sini. Kemudian merasa ada yang mengawasi tapi saat kulihat kebelakang tidak ada apapun dan angin bertiup, aku merasakan ada aura jahat disekitar desa dan ingin melihat-lihat, lalu mendengar suara batin Yu Han menyuruhku kembali kepenginapan dan aku memutuskan kembali.

Saat ini suasana penginapan sangat sepi, semua orang sudah pergi bahkan pemiliknya. Benar-benar sangat berbeda dari pertama kali datang. 

Aku melihat Yu Han turun bahkan ada kakakku dan putra makhota dengan dua pengawalnya. Aku memberi hormat pada putra mahkota untuk pertama kalinya dan dia mengizinkanku bangun dan tidak perlu bersikap terlalu formal selama dialam manusia.

Kemudian Yu Han menyegel penginapan ini agar tidak ada manusia yang masuk dan memutuskan penginapan ini akan menjadi markas mereka selama menyelidiki masalah. Seketika kusadar, Yu Han sudah melaporkan pada istana langit. Mereka semua duduk dan berkumpul untuk memulai rapat tapi aku menahan dan menarik Yu Han untuk bicara pribadi sebentar. 

"Kejanggalan apa yang kau temui sampai melaporkannya ke Tian Zun?" Tanyaku ingin tahu. 

Yu Han menjelaskan secara singkat padaku bahwa jiwa para mayat telah menghilang dan kemungkinan telah diambil dengan alat penampung jiwa.

"Apa mungkin suku iblis dalang semua ini?" Tanyaku penasaran lalu Yu Han menatapku dengan tatapan seperti bertanya kenapa aku berpikir begitu. 

Kujelaskan padanya bahwa tadi aku mendatangi desa untuk melihat-lihat dan merasa ada aura jahat disekitar dan hendak bergerak untuk mencari, kemudian mendengar suaramu dan kembali kemari. 

Yu Han memperingatiku untuk tidak kemana-mana sendiri tanpanya sambil menatapku dengan serius dan bisa dikatakan sedikit marah.

"Kau bilang pada Yu Han bahwa kau ke desa dan merasa ada aura jahat disana, lalu apa alasanmu sampai bertekad pergi kesana sendiri?" Tanya putra mahkota sambil menatap ke arahku.

Akhirnya kuceritakan cerita yang kudengar dari salah satu korban wabah.

Disekitar kota Yun Ping ada desa kecil yang makmur dan damai, dapat dikatakan tidak pernah mengalami kesusahan. Hasil pertanian mereka selalu baik jadi tidak pernah kekurangan makanan hingga para warga jarang keluar desa. Desa ini juga dikenal dengan Desa Sumur Abadi, karena terdapat sumur yang dikatakan tidak bisa mengering. Bahkan saat musim kemarau panjang sekalipun desa ini tidak pernah kekurangan air, tidak peduli sebanyak apapun air diambil dan digunakan. Karena itu saat musim kemarau banyak orang-orang dari kota lainnya datang kedesa untuk mengambil air. Bahkan dikatakan hasil pertanian subur dikarenakan air dari sumur itu.

Setelah beberapa lama, warga desa pun menyembah sumur itu sebagai dewa pelindung mereka selama bertahun-tahun lamanya. Hingga suatu saat sumur itu mengering tanpa sebab yang membuat warga panik. Warga berpendapat bahwa dewa sumur mungkin marah karena mereka memakai air dan hidup makmur namun warga lupa untuk menyembahnya seperti dulu dan desa itu mulai mengalami masalah hasil panen sampai kelaparan.

Warga desa akhirnya berbondong-bondong menyembah kembali sumur itu selama berhari-hari dan hasilnya sumur mulai dipenuhi air. Warga desa mulai hidup damai tapi setelah beberapa hari ada satu warga yang ditemukan sakit, hari berikutnya ditemukan warga lain yang sakit hingga akhirnya menyebar keseluruh desa hingga menjadi kekacauan seperti saat ini.

Setelah mendengar cerita ini, aku penasaran dengan sumur itu dan bermaksud untuk melihat benar tidak ada dewa yang menjaga disana. Tapi aku tidak melihat ada tanda-tanda dewa disana melainkan aku merasa ada aura jahat yang saat itu mengintaiku.

 Aku juga mengecek kondisi air tapi tidak menemukan hal yang aneh. Juga masih banyak warga yang sakit disana tanpa satupun tabib.

Mendengar hal itu membuat kakakku bergegas pamit untuk mengunjungi desa, merawat dan mencari tahu jenis penyakit yang melanda desa. Putra mahkota mengizinkan dan meminta kedua pengawalnya ikut bersama kakakku.

Aku menahan kakakku pergi dan memintanya berhati-hati dengan tatapan khawatir. Chun Yi memelukku dan meminta jangan khawatir kemudian pergi. Sedangkan putra mahkota dan Yu Han berencana pergi untuk melihat mayat yang ada dalam kota. Yu Han memintaku jangan kemana-mana dan hanya istirahat dikamar.

TAO HUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang