Matahari terbit dan suaru burung meramaikan suasana pagi yang sepi ditengah hutan ini. Saat ini aku sedang membantu Yu Han menyisir dan menata rambutnya.
"Yu Han, kau menghabiskan waktu cukup lama bersamaku. Apakah tidak apa-apa? Apa Tian Zun tidak mencarimu?" Kataku dengan sengaja untuk melihat reaksinya.
"Enam alam sekarang damai jadi tidak banyak hal yang kutangani selain itu suku langit punya putra mahkota jadi tidak perlu khawatir"
Mendengar hal itu aku hanya tersenyum padanya kemudian kami bermain catur bersama. Banyak pikiran yang muncul dalam kepalaku, baik masalah Yu Han atau diriku sendiri mengingat hidungku sudah mulai mengeluarkan darah kemarin.
Aku merasa sekarang sudah waktunya kembali menghadapi kenyataan dan bangun dari mimpi manis kami. Aku tersadar dari lamunan saat Yu Han menggenggam tanganku, mengatakan bahwa sekarang giliranku lalu aku mengambil bidak catur meletakkannya dipapan catur.
Tak lama, kakakku datang dan memberitahu Hong Ye akan segera menyusul nanti. Lalu aku meninggalkan mereka berdua dan pergi kedapur untuk menyiapkan cemilan.
Chun Yi memberitahu Yu Han bahwa adiknya tidak bisa menunggu lebih lama dan berharap segera melaksanakan rencana sebelum mahkota bunga pertama lepas. Yu Han segera menghentikan pembicaraan Chun Yi lalu meminta untuk mengikutinya.
Mereka pergi menggunakan kekuatan mereka lalu tiba diair terjun. Chun Yi kembali membahas mengenai rencana mereka untuk mengurung Chun Hua. Dia khawatir dan tidak bisa menunggu lebih lama karena dia tahu kemungkinan adiknya saat ini sudah mengeluarkan tanda-tanda sakit.
"Aku hendak melakukannya hanya saja hatiku tidakpernah siap. Karena itu aku hanya bisa mengundur hari demi hari"
Yu Han memandang air terjun dan air mata mulai menetes. Kemudian dia melanjutkan bahwa Chun hua adalah wanita yang dicintainya, setiap kali mengingat akan menghapus semua ingatannya lalu mengurungnya sendirian dalam hutan bambu sungguh sulit lebih sulit dari yang dipikirkan sebelumnya.
"Kenapa semua menjadi seperti ini? Kenapa enam alam bisa damai tapi hatiku tidak?"
Chun Yi bisa memahami perasaan Yu Han sepenuhnya dan hanya bisa menghela napas berat. Mereka berdua hanya tenggelam dalam kesedihan tanpa tahu orang yang seharusnya tidak tahu sudah mendengar semuanya.
Aku hanya menangis dengan menutup mulutku, tidak menyangka bahwa mereka tega merencanakan hal kejam seperti itu padaku. Tidak menyangka bahwa mereka tega memenjarakanku seumur hidup dan hidup kesepian. Bahkan yang paling menyakitkan, kakakku yang tahu bahwa aku tidak ingin hidup seperti itu masih setuju untuk melakukan hal ini padaku sekarang.
Aku pergi menjauh dari air terjun, berlari dan menangis dengan apa yang aku dengar. Hatiku sangat sakit, tidak tahu apakah karena efek sihir pemakan takdir atau memang hatiku sakit karena merasa dikhianati. Aku berhenti berlari lalu memuntahkan darah, dadaku terasa sakit dan sesak sedangkan kepalaku penuh kata-kata 'menghapus ingatan dan mengurung'.
Aku menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya sambil menangis tersedu-sedu dalam hutan bambu sepi ini dengan memegang dadaku yang terasa sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAO HUA (END)
FantasiSeorang peri bernama Chun Hua dari alam bunga untuk pertama kali mengunjungi istana langit bertemu dengan seorang dewa yang berpangkat tinggi bernama Yu Han. Setelah berbagi waktu dan kebersamaan mereka akhirnya saling menyukai. Tepat saat terjadi...