Ujian akhir Yoongi dan Juna telah selesai. Mereka tinggal menghitung hari untuk pengumuman kelulusan.
Seperti biasa, Juna hanya akan membaca buku di kelas. Semua siswa ada di luar kelas. Ada yang bermain di lapangan, ada yang ke kantin ada yang sekedar ngobrol di taman. Ranya yang kebetulan ada di kelas itu, mendekati Juna.
"Ehem."
Tapi Juna tidak mendengar.
"Juna.."
Juna masih tidak merespon. Ia sangat fokus membaca buku.
Mmuach.
Ranya mencium pipi Juna.
"Uh? Apa yang kau lakukan barusan?" Tanya Juna terkejut.
"Aku memanggilmu berulang kali tapi kamu gak dengerin."
"Uh.. maaf."
Ranya duduk di sampingnya.
"Ada apa?" Kata Juna, ia kembali bersikap kaku.
"Gak ada. Aku hanya ingin menyapamu."
Juna diam sejenak.
"Kenapa kau selalu seperti ini?"
"Apa?"
"Kau tau kita udah putus, tapi kau masih mendekatiku dan memintaku mengajarimu belajar. Disisi lain kau sangat nyaman pergi bersama pria lain. Tolong jangan membuatku bingung dengan sikapmu."
"Oh? Itu..."
"Ujian sudah selesai. Harusnya kau tidak punya alasan lagi untuk dekat denganku kan? Jadi tolong menjauhlah dariku." Kata Juna. Ia pergi.
Ranya merasa frustasi. Ia hanya melamun dan menenggelamkan kepalanya di atas bangku. Sampai ia tertidur.
Juna kembali ke dalam kelas, Ranya masih disana. Juna mendekat. Ia merasa bersalah. Ia duduk di sebelah Ranya.
"Apa aku bicara terlalu kasar kepadamu?"
Ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Sebuah gelang kecil berwarna hitam. Ia meletakkannya di genggaman Ranya.
"Seenggaknya aku udah nepatin janji. Hff.. akan mengingatmu dengan ini." Kata Juna.
Juna mengeluarkan gelang lain. Itu adalah gelang couple.
"Maaf jika aku belum bisa jadi pacar yang baik dan peka buatmu. Aku kadang pelupa dan gak perhatian..."
"Sampai sekarang aku berpikir, apa yang membuatmu menyukaiku? Aku bukan pria yang tampan, aku juga bukan orang yang menyenangkan..."
"Tapi apapun alasannya, aku juga harusnya berterimakasih karna kamu udah pernah menyukai pria sepertiku. Semoga kau mendapatkan pria yang bisa lebih memahamimu dengan baik." Kata Juna pelan.
Ranya sudah terbangun ketika Juna menyelipkan gelang itu ketangannya. Ia mendengar semuanya, tapi ia seolah-olah tetap tidur. Sampai Juna melangkah pergi.
*
Yoogi buru-buru pergi ke kantor koran untuk menerima upah."Ini upah yang bisa ku berikan bulan ini."
"Terimakasih, pak."
"Apa ujianmu sudah selesai?"
"Sudah. Minggu lalu."
"Tinggal pengumuman dan wisuda ya?"
"H'm. Terimakasih atas upahnya."
"Kau akan pergi?"
"Iya. Saya akan mengantar pizza."
"Baiklah. Selamat bekerja. Berhati-hatilah dijalan."
"Saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...