Yoogi keluar dari sekolah ke arah berlawanan dari rumahnya. Karin merasa penasaran kemana Yoogi akan pergi.
"Kamu mau kemana? Rumahmu kan ke arah sana."
"Aku mau pergi sebentar."
"Kemana?"
"Kenapa?"
"Aku mau ikut."
"Kamu gak les vokal?"
"Libur."
"Yaudah pulang aja."
"Aku mau ikut."
Yoogi menghela nafas panjang.
"Aku mau cari kerja. Kemarin rekan kerja di agensi lama ku bilang ada agensi yang lagi buka audisi untuk produser."
"Dimana? Trus kerjaannya apa?"
"Kerjaanku yaa cuma nulis lagu. Trus aku jual ke agensi itu. Dapet uang, pulang." Kata Yoogi sambil tersenyum jahil.
"Trus bikin lagu nya dimana?"
"Dirumah. Kami punya studio di rumah."
"Kapan-kapan ajak aku kesana ya."
"Ngapain?"
"Main. Emang gak boleh? Lagian aku juga mau liat proses bikin lagu secara langsung. Lirik yang aku kasihkan ke kamu belum di kerjain kan?"
"Aku akan kerjain itu nanti."
Karin terus berjalan mendampingi Yoogi dan mengajaknya bicara untuk mengalihkan perhatian.
"Eh tunggu. Kamu ngapain ngikutin aku? Pulang sana."
"Gak mau. Aku mau tau kerjaan apa yang kamu masukin hari ini."
"Hff.. baiklah. Lihat aja, aku akan dapet banyak kerjaan hari ini. Aku seorang pro." Kata Yoogi menyombong.
Mereka sampai di sebuah agensi yang cukup besar. Yoongi masuk kedalam sana.
"Apa kau benar-benar bisa menulis lagu?" Tanya CEO disana. Namanya Pak Bambang. Dia berperawakan gemuk.
"Saya sudah menulis beberapa lagu yang pernah trending."
"Bisakah kau tunjukan keahlianmu?"
Yoongi mengeluarkan beberapa lembar lagu yang ia tulis dan menunjukannya kepada Pak Bambang.
"Kayaknya lagu ini bagus."
"Jadi.. apakah saya di terima bekerja disini?"
"Beberapa waktu lalu kami memang membuka audisi untuk produser musik. Tapi ternyara perusahaan kami memiliki masalah besar. Jadi sementara kami menundanya dulu."
"Masalah seperti apa?"
"Hanya masalah internal. Saat masalah ini selesai, kami akan segera membuka kembali audisi itu."
"Baiklah.."
"Bagaimana jika kami membeli lagu mu?"
"Uh?"
"Lagu yang kau buat kami beli, anggap saja kau bekerja untuk kami."
"Berapa harga yang anda tawarkan untuk setiap lagu?"
"Kami sedang mengalami krisis, jadi gak bisa membayar mahal."
"Berapa?"
"30 ribu per lagu. Setiap lagu yang aku terima, akan di bayar dengan 30 ribu. Jika lagumu berhasil, harganya akan kami naikkan. Bagaimana?"
Yoongi berpikir sejenak. Sementara, memang hanya ini perusahaan yang mau menerima anak sekolahan seperti dia.
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...