Hari H Juna telah tiba. Ranya ikut menemani Juna dengan beberapa teman dan guru pendamping.
"Kau gugup?" Tanya Ranya, begitu sampai di stasiun TV.
"Karna kamu ikut, gugup ku agak hilang."
"Kamu harus menang, oke?"
"Aku akan berusaha. Lagi pula, aku memang harus menang, satu sekolah akan menontonku. Aku bakal malu kalau sampai kalah."
"H'm. Kalau kau kalah, aku bakal macarin yang menang."
"Aku pastikan kau gak akan lakuin hal itu."
"Pengumuman, peserta di larang membawa apapun kedalam ruangan. Sebaiknya kosongkan saku dari sekarang."
Juna menggerogoh saku celana. Ia menitipkan ponsel dan dompet ke Ranya.
"Kau punya dompet sekarang?"
"H'm. Aku sering lupa naroh KTP dan uang."
"Apa kau punya uang?" Kata Ranya sambil mengecek isi dompet Jun
"Hehehe cuma beberapa lembar 10 ribuan."
"10 Lembar dengan nol 4 ini bisa aku tukar dengan 1 lembar dengan nol 5 warna merahku." Kata Ranya menggoda.
"Aku akan banyak lembar nol 5 itu nanti. Tunggu aja."
Mereka masuk. Disana ada 5 peserta yang siap adu kecerdasan di acara itu. Zayn yang sedang kuliah pun, diam-diam streaming melalui ponsel. Semua saudara Juna disekolah menonton melalui layar lebar di aula besar.
"...Oke, kita sudah memperkenalkan ke lima peserta yang ikut acara di sesi ini..."
Juna berusaha mengatur nafasnya.
"... Peraturannya akan kami bacakan. Pertama, setiap pertanyaan, peserta hanya boleh menjawab 1x. Jadi harap di pikirkan matang-matang..."
"Akan ada 5 soal, setiap soal benar akan bernilai 100 poin, jika salah, akan dikurangi 50 poin. Pass bernilai 0."
"Semua soal hanya tentang logika, setelah menjawab, diharuskan untuk menjelaskan alasannya. Penjelasan akan ada tambahan bernilai 25 poin. Harap angkat tangan sebelum menjawab. Mengerti?"
"Baik, kita mulai sekarang?"
Semua peserta mengangguk.
"Soal pertama, perhatikan soal di layar berikut."
Terdapat layar besar di depan mereka.
"Soal pertama. Dimana kau bisa mendapatkan 10+3= 1?"
Semua terlihat tegang. Beberapa mencoba berpikir, bahkan ada yang langsung terlihat menyerah.
"Dimana ada 10+3 = 1?" Gumam peserta lain.
"Ah.. ini sulit.."
Peserta lainnya mengangkat tangan.
"Kalender bulan?"
"Salah ! Poin dikurangi 50."
Juna langsung mendapat ilham. Dia langsung mengacungkan tangan.
"Jam?"
"Benar ! Bisa berikan penjelasan?"
"10+3 = 13. 13 dalam hitungan jam adalah jam 1 siang."
"Benar !! Poin 100 di berikan untuk jawaban benar, dan ditambah 25 poin untuk penjelasan."
"Wah.." kata peserta lain dengan kagum.
"Dia jenius."
"Apa dia siswa SMA?"
"Aku yang kuliah aja gak kepikiran."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...