Suasana makam malam semakin terasai ramai dan hidup dengan cerita mereka berempat yang mengisi kekosongan malam itu. Satu persatu bergantian bercerita dan yang lain mengomentari dan tertawa. Begitulah, jika menjadi siswa satu sekolah, mereka memiliki cerita yang sinkron dengan yang lain.
Tapi Joe sedikit murung, ia berusaha untuk tidak memperlihatkannya. Dia berusaha tersenyum saat yang lain tertawa. Ia juga tak banyak bicara. Ia lebih sering memandang ketiga saudaranya bergantian.
"Ayo, siapa yang bantu nenek membereskan semuanya?" Kata nenek setelah mereka selesai makan malam.
"Aku akan membereskan mejanya." Kata Yoogi.
"Aku dan Joe akan mencuci piring. Iya kan?" Kata Juna.
"Aku akan membantu, Yoogi." Kata Zayn.
Zayn dan Yoogi membereskan meja makan, menaruh piring dan gelas kotor ke tempat cuci piring, mengelap meja dan menyapu ruangan. Juna dan Joe langsung mencuci piring.
Setelah semua selesai, mereka bergegas pergi ke kamar untuk belajar.
"Aku ingin belajar di ruang tengah." Kata Joe.
"Kenapa?" Tanya Juna.
"Aku punya banyak PR. Aku takut mengganggu yang lain kalau aku kemalaman."
"Ayo kita kesana. Aku akan membantumu." Kata Juna.
Walaupun mereka seumuran, tapi mereka berbeda kelas. Juna masuk di kelas unggulan, kelas dimana berisi anak-anak yang pintar dan menguasai bahasa inggris, sedang Joe kelas reguler, kelas biasa.
Juna membantu Joe mengerjakan PR nya. Ia mengajari Joe dengan cara yang mudah di pahami.
"PR ku selesai lebih cepat. Makasih." Kata Joe
"Sama-sama. Aku sudah mengerjakan PR seperti itu sebelumnya."
"Tapi PR mu belum selesai." Kata Joe sedikit khawatir. Dia sadar, Juna terus membantunya tapi PR nya sendiri belum dikerjakan .
"Ah.. nggak apa-apa. Aku bisa kerjakan ini dengan cepat. Istirahatlah."
"Aku akan menemanimu sampai selesai."
"Ah.. jangan-jangan. Setelah selesai ini aku biasa membaca sesuatu sampai larut. Jangan menungguku. Aku nggak bisa ditunggu."
"Kamu yakin?"
"Iya. Tidurlah dulu. Yang lain pasti sudaj tidur. Ini sudah malam."
"Baiklah. Aku akan tidur dulu. Kau jangan larut-larut. Itu nggak baik buat kesehatanmu."
"Oke." Jawab Juna sambil tersenyum manis. Joe pergi ke kamarnya.
Juna melanjutkan mengerjakan PR.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Juna sudah selesai mengerjakan PR nya dan membaca beberapa halaman buku. Ia merasa ini sudah cukup, waktunya dia untuk tidur.
Ia mematikan lampu ruang tengah dan pergi ke kamae untuk tidur. Kak Zayn sudah lelap dengan boneka beruang kesayangannya, kak Yoogi menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, Joe juga menyelelimuti sebagian tubuhnya dan menghadap dinding.
"Ia pasti sudah tidur." Kata Juna.
Juna membaringkan tubuhnya dan mematikan lampu tidur. Tapi ia belum benar-benar bisa tidur. Ia hanya berusaha untuk tidur.
Beberapa menit kemudian, Juna mendengar suara decitan dari atas. Sepertinya Joe diam-diam turun dari ranjang dan mengendap-endap keluar dari kamar.
Juna pikir mungkin Joe pergi ke kamar mandi, tapi setelah beberapa menit, Joe tidak kembali. Juna khawatir.
Ia pun menyusul Joe keluar kamar Joe menyalakan senter di ruang tengah karena tak ingin mengganggu yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...