Langkah Kiki semakin cepat. Kedua bodyguard itu benar-benar mengikutinya. Jantungnya berdegup dengan kencang.
"Apa mereka benar-benar akan membunuhku? Gak. Itu gak boleh terjadi." Batin Kiki.
Ia hanya berjalan tanpa arah yang jelas. Ia tidak berpikir kemana ia harus pergi. Yang ia pikirkan adalah bagaimana ia harus segera melarikan diri dari kedua bodyguard itu.
Kiki menyebrang jalan dan .....
Ciiiiiiiiiiitttttt !!
Bunyi Rem mobil terdengar yang berhenti tepat di depannya.
"Hyaa !! Apa kau gak bisa liat jalan? Lampunya masih hijau. Kenapa kau menyebrang??! " Teriak pengemudi mobil itu.
Terlamat sedetik saja, mungkin Kiki sudah tertabrak.
Tidak. Ia bahkan tidak memikirkan hal itu. Suara Nafas nya semakin terdengar jelas.
Lampu lalu lintas berganti merah. Orang-orang yang telah menunggu, mulai menyebrangi jalan.
Kiki menoleh ke arah belakang. Ya ! Bodyguard itu hanya berdiri di sana.
Seseorang menariknya pergi, melebur bersama orang-orang yang menyebrang di jalan besar itu.
Yoogi. Kiki bernafas lega karna Yoogi menemukannya.
"Kak Yoogi.. apa aku boleh pinjam topi nya?"
"Hm? Topi?" Tanya Yoogi. Dia selalu memakai topi saat pergi keluar.
Kiki mengangguk. Yoogi langsung melepas topinya dan memberikannya kepada Kiki.
"Terimakasih." Kata Kiki. Ia membuka tudung Hoodie dan memakai topi yang di pinjamkan Yoogi. Sesekali melihat sekeliling dengan perasaan was-was.
"Kenapa?"
"Uh? Ah.. gak.. gak ada apa-apa."
Yoogi merasa curiga. Ia yakin ada sesuatu yang Kiki rahasiakan.
"Aku melihatmu menyebrang jalan tanpa melihat lampu lalu lintas. Kau hampir saja tertabrak."
"M..maaf.. aku.. tolonh jangan bilangin ke yang lain, terutama kak Zayn. Ya? Ya?" Kata Kiki memohon.
"Katakan kepadaku kenapa kau seperti itu."
"Uh? Uh.. Emm.. a.. aku.. aku tadi hanya.. melamun. Jadi..jadi aku gak liat lampu lalu lintas nya."
"Itu berarti ada yang kau pikirkan. Apa itu?"
"Uh? Ah.. gak.. bukan apa-apa. Aku juga udah lupa apa yanh aku pikirkan tadi. Ah.. kata kak Zayn, kak Yoogi juga mau belanja ke supermarket. Benar kah?"
"H'm."
Kembali hening. Diam-diam Yoogi memperhatikan Kiki yang terlihat takut akan sesuatu. Berkali-kali pandangannya tidak fokus, menoleh dan memperhatikan sekitar.
Bahkan kedua tangannya terus bergerak. Ada sesuatu yang ia khawatirkan.
*
Makan malam pun tiba. Mereka asik menikmati makanan yang dimasak Zayn."Ingat kalian berdua, walaupun aku gak ada di sekolah, masih ada Yoogi yang bakal ngawasin. Jadi jangan macam-macam dan jangan buat masalah." Kata Zayn kepada Jey dan Tyan.
"Iya kak.." jawab Tyan, sibuk mengunyah makanan.
"Tadi aku dengar, sempat ada perubahan mendadak buat pembagian kelas." Kata Yoogi.
"Tumben? Apa ada siswa yang keluar?" Tanya Joe.
"Bisa jadi. Jey, Tyan, kalian masuk ke kelas mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...