Part 9

283 46 0
                                    

Hasil ujian tengah di umumkan. Juna sangat khawatir dengan hasilnya. Ia telah belajar semalam, dan merasa mengerjakan soal lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Kedua tangannya tak berhenti saling menggenggam. Ia sangat gugup.

"Arjuna.." wali kelas memanggil nama Juna. Dengan sigap Juna langsung berdiri dan menghampiri meja guru.

Jantungnya berdegup dengan keras.

"Apa Kau belajar dengan baik semalam?" Tanya wali kelas dengan ramah.

Juna mengangguk kecil. Walikelas tersenyum.

"Nilaimu sangat bagus. Bisakah kau mempertahankan nilaimu seperti ini?" Kata walikelas sembari menyerahkan hasil ujian.

95. Nilai yang sudah lama tidak Juna dapatkan. Kali ini muncul di hasil ujiannya.

Kedua lesung pipit Juna muncul karna senyumnya yang mengembang memandang angka itu.

"Tentu." Jawab Juna.

Ia kembali ke tempat duduknya dengan hati gembira hingga pulang ke rumah nenek arumi nya.

"Neneeeeeekkkk... " Panggil Juna dengan bahagianya.

Padahal baru sehari ia tinggal disana, tapi ia merasa seakan-akan ia telah lama mengenal mereka.

"Iya.. ada apa sayang..." Jawab nenek yang tengah menjahit baju. Juna menghampiri nenek dan mengeluarkan kertas ujiannya.

"Aku dapat nilai 95, Nek."

"Ahh.. kau sangat pintar. Apa kau belajar dengan baik semalam?" Kata nenek membelai rambut Juna.

"Hmm.. sebenarnya aku lebih banyak bermain dengan kak Zayn daripada belajar. Tapi nilaiku langsung membaik."

"Itu tandanya kau memang anak yang pintar. Ingat, bermain itu boleh, sekalipun kamu sudah pintar, tapi belajar itu harus terus di utamakan."

"Iya nek. Ooiya, apa kak Zayn sudah pulang?"

"Hmm.. sebentar lagi dia akan pulang. Tunggu saja di kamarnya. Ganti bajumu, dan cuci tangan."

"Iya nek."

Juna bergegas ke kamar. Ia memilah baju Zayn untuk di pakai karna saat datang ia tak membawa satupun bajunya.

Tak lama Zayn datang.

"Nenek.. aku pulang."

"Bagaimana harimu?"

"Hmm.. seperti biasa. Ooiya, salah satu guruku memesan kue mochi untuk ulang tahun anaknya lusa. Dia sudah memberiku uangnya."

"Yahh.. kita akan belanja bahan-bahannya nanti. Sekarang ganti bajumu dan cuci tanganmu. Juna menunggumu di kamar."

"Dia sudah pulang? Oke."

Mereka berdua bermain di kamar, terdengar tawa mereka. Nenek masih melanjutkan menjahit baju.

DOG DOG DOG !!!

Terdengar seseorang menggedor pintu dengan sangat keras.

Nenek langsung bangkit dari duduknya dan segera membuka pintu.

Orangtua Juna beserta dua orang polisi.

"Tangkap orang ini, Pak !! Dia yang telah menculik anakku."

"Apa yang anda katakan? Bukankah anda sendiri yang bilang kalau anda ingin membawa Juna ke jalanan?"

Juna dan Zayn yang mendengar pertengkaran itu langsung menghampiri mereka.

"Mama?"

"Nak, ayo kita pulang. Orang ini akan kami penjarakan. Kau baik-baik saja?"

"Apa maksud mama? Bukankah mama yang berbuat jahat? Nenek arumi sangat baik."

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang