Keempat anak itu duduk mengelilingi Tyan yang duduk di pojokan kamar. Ia memandangi keempat anak itu dengan perasaan sedikit takut dengan mata besarnya.
"Siapa namamu?" Tanya Yoogi
"Kau sudah makan?" Tambah Zayn
"Apa kau sudah mandi? Kau terlihat kotor sekali." Tanya Joe
"Kenapa kau duduk sendiri? Ayo makan bersama kami." Lanjut Juna
Mereka mengutarakan berbagai pertanyaan beruntun, tanpa satupun belum di jawab oleh Tyan. Dia hanya memandang mereka satu persatu.
"Aku pikir dia ketakutan karena belum mengenal kita." Kata Yoogi.
"Aku pikir kak Yoogi benar." Jawab Juna.
"Oke, kita kenalan dulu." Lanjut Joe.
"Aku yang akan melakukannya pertama. Hai, aku Zayn. Aku anak tertua disini. Aku bisa memasak berbagai masakan yang enak untukmu. Dan.. aku yang paling tampan." Kata Zayn dengan kepercayaan dirinya.
"Kau tidak perlu memandangku aneh atau terkejut. Aku sudah seperti ini sejak lahir. Yoogi. Namaku Yoogi. Aku tertua kedua setelah dia. Aku.. umm.. akan mengajakmu bermain basket, itupun jika kau mau." Kata Yoogi dengan gaya khasnya.
"Hai.. namaku Juna. Kau tidak perlu takut dengan kami, kami akan menjadi saudaramu, ah.. iya.. aku akan mengajarimu mengerjakan PR. Aku akan menjadi kakak yang baik untukmu." Lanjut Juna.
"Hai... Bisakah kau tersenyum? Aku pikir kau sangat tampan. Dan.. namaku Joe. Ah.. apa yang bisa aku lakukan? Aku akan mengajakmu bermain dan bersenang-senang." Kata Joe sedikit gugup.
"Bisakah kau mengatakan siapa namamu?" Tanya Juna.
"Tyan."
"Tyan, apa kau lapar? Kami membawa banyak makanan untuk kita makan bersama." Tanya Joe.
Tyan mengangguk. Zayn langsung membuka bekal makanan mereka dalam tas yang mereka bawa. Yoogi juga membuka kotak yang berisi banyak camilan.
"Aa, ayo buka mulutmu. Aku akan menyuapimu." Kata Zayn sambil menyuapi sesendok makanan ke mulut Tyan.
"Suapi kami juga dong kak.." kata Juna.
"Aa, ayo buka mulutmu juga, kalian juga"
Zayn menyuapkan makanan ke pada mereka secara bergantian hingga makanan habis. Bekal berisi camilan pun langsung di buka dan di santap bersama.
Zayn jadi sibuk menyuapi satu persatu adik-adiknya, tapi ia terlihat sangat senang dan bersemangat.
Begitu pula nenek dan orang-orang yang menyaksikan mereka dari belakang.
"Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, masalah yang berbeda, karakter yang berbeda dan datang dengan cara yang berbeda." Kata nenek.
"Apa Tyan akan ikut dengan anda?"
"Biarkan dia yang memilih, ikut atau tidak. Hidup biar dia yang tentukan sendiri."
Terdengar tawa dari mereka, Tyan masih sedikit takut. Mata lebar nya masih memandang satu per satu dari mereka.
"Apa makanannya enak? Kau sudah habis banyak."
"Mungkin karena dia terlalu lapar."
"Kau suka yang mana?"
"Kalau habis kak Zayn akan buatkan lagi untuk kita."
"Aku akan buatkan makanan untuk kalian, tapi kalian harus bantu."
"Jangan minta bantuan dariku, aku takit kompornya meledak kalo aku pegang."
"Juna biar yang mencuci piring sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...