Cafe Zayn sangat penuh dan ramai. Terpaksa mereka harus makan di luar cafe agar tidak mengganggu pelanggan lain yang memesan dari meja bar.
"Aku gak nyangka kalau aku yang harus makan bareng kamu." Kata Zayn sedikit malu-malu.
"Karena dari awal aku emang ingin makan bareng kamu."
"Kalau kamu bilang dari awal, aku bakal sisain meja."
"Gak perlu, makan kayak gini lebih enak kok. Sambil liatin lalu lalang orang yang lewat." Kata Gadis itu. Mereka sedang makan disalah satu bangku pinggir jalan yang ramai.
Zayn tersenyum.
"Sebenernya kamu gak harus seperti ini, kamu tau aku selalu pulang untuk makan malam bareng adik-adikku."
"Hehehe.. tapi kamu kan bisa makan lagi. Hm.. aku.. aku cuma mikir kita udah lama akrab, tapi.. gak tau nama masing-masing."
"Ahh.. benar juga. Kenalan?? Aku Zayn. Kamu pasti udah tau karena karyawanku sering memanggil namaku."
"Hehehe iya. Hmm... Aku Cindy."
Cindy mengeluarkan ponsel dan tiba-tiba memotret Zayn yang sedang makan Burger.
"Kau memotretku saat aku sedang makan? Ahh.. wajahku pasti kliatan jelek banget."
"Hahaha gak kok, malah kliatan imut."
"Benarkah? Coba aku liat."
Mereka tertawa begitu melihat foto Zayn yang sedang makan burger.
*
Karin berlari dengan nafas terengah-engah ke dalam kelas.
"Kalau guru killer itu datang lebih dulu dariku, huuffff.. tamat riwayatku !!"
Dan ternyata guru itu sudah berdiri di depan kelas.
"Kau terlambat. Jika kau mengerjakan tugas, maka aku akan memaafkanmu kali ini." Kata guru itu.
"Tugas?? Aisshhh !!" Batin Karin. Sambil menepuk-nepuk kepalanya.
"Maaf pak. Saya lupa."
"Lupa? Sejauh yang aku tau, kau dulu murid yang pintar. Gak pernag sekalipun kau lupa dengan tugas sekolah. Bahkan kau bisa menjawab soal dengan cepat. Lalu apa sekarang?"
"Saya.. gak akan ngulangi lagi."
"Sekarang juga, pergi bersihkan toilet sebagai hukumanmu. Dan setelah itu kerjakan tugasmu dan berikan kepadaku sebelum jam istirahat nanti usai. Paham?"
"Baik, pak."
Dengan langkah gontai dia pergi ke toilet dan mulai membersihkan toilet.
Saat hampir selesai, kaki Karin tak sengaja menyenggol ember yang berisi air pel hingga tumpah, dan seketika itu pula ia terpeleset jatuh.
"Aww !! Ahhh.. sakit... Kakiku.." rengek Karin.
Yoogi akan kembali kekelas setelah latihan basket. Ia berjalan sambil mendribble bola basket sepanjang lorong kelas. Langkahnya terhenti mendengar seseorang menangis.
Yoogi melihat Karin masih terduduk di lantai yang basah sambil merengek kesakitan.
"Apa ini? Apa yang terjadi?"
"Kakiku.. kakiku sakit.." kata Karin masih merengek.
"Ayo, biar aku lihat." Kaya Yoogi. Dia membantu Karin berdiri dan duduk bersandar di dinding.
"Luruskan kakimu, biar aku lihat. Jangan tegang. Mana yang sakit?"
"Yang ini." Kata Karin menunjuk pergelangan kaki kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...