Hari persidangan telah sampai. Semua berkumpul di ruang sidang yang menegangkan. Ayah tiri Tyan duduk merengut disamping pengacaranya. Zayn dan ketiga adiknya duduk bersama yang lain. Yoogi menemani Tyan mengurus administrasi keluar dari rumah sakit.
Walaupun begitu, Tyan takut bertemu dengan ayah tirinya. Ia tak ingin datang ke pengadilan.
"... Terdakwa telah melakukan tindak kekerasan, perencaaan pembunuhan serta juga di tuntut karena memiliki dan penggunaan sejata tajam. Oleh karena itu kami, jaksa penuntut memberikan tuntutan hukuman di atas 20 tahun."
"Pembela, apakah ada yang ingin di sampaikan?"
"Ya pak hakim."
"Silahkan."
"Kami menolak semua tuntutan yang telah di bacakan."
Semua terkejut.
"Klien saya tidak melakukan kekerasan, melainkan pembelaan diri karena pada saat itu korban lebih dulu melakukan penyerangan kepada klien saya.."
"Wah.. bisa juga.." gumam para audience.
".. untuk tuntutan perencanaan pembunuhan, kami juga menolak. Karena berdasarkan pernyataan klien, korban datang sendiri kepada terdakwa. Jika ini perencanaan, seharusnya klien saya yang akan datang kepada korban, tapi yang terjadi adalah sebaliknya.."
Zayn dan adik-adiknya yang ada disana mulai merasa kesal dengan pernyataan pengacara ayah tirinya Tyan.
"Dan untuk senjata tajam, terdakwa tidak membawanya. Alat itu sudah ada di sana. Karena mereka berada di sebuah rumah kenalan klien yang masih dihuni. Sekian pembelaan dari saya."
Suara audience mulai bergemuruh.
"Tenang.. tenang.."
"Pak hakim, Berikan saya izin untuk menghadirkan orang-orang yang memberikan beberapa kesaksian." Kata jaksa penuntut.
"Izin di berikan."
"Sebelumnya, saya ingin memberitahukan bahwa korban, atau saudara Tyan selama ini tidak tinggal sendiri. Dia tinggal bersama keenam saudaranya di sebuah rumah selama beberapa tahun..."
Semua memperhatikan.
"Saya akan memanggil kakak tertua dari ketujuh bersaudara yang yang selama ini bertanggungjawab atas kehidupan keenam adiknya. -saudara, Zayn? Bisakah anda kemari untuk memberikan kesaksian?"
Zayn maju ke kusi saksi.
"Apa benar anda kakak dari korban?"
"Benar."
"Seberapa dekat anda mengenal korban?"
"Saya tinggal bersama adik-adik saya, termasuk Tyan kurang lebih selama 7 tahun lamanya. Kami juga sering berbagi cerita bersama. Jadi saya ah tidak, kami saling memahami satu sama lain. Kami semua dekat."
"Baiklah. Berarti anda juga mengenal terdakwa sebagai ayah tiri korban?"
"Iya."
"Bagaimana anda mengetahui nya?"
"Nenek kami dan salah satu dari kami ada di kejadian saat Tyan disiksa oleh ayah tirinya. Kami lah yang melaporkan kejadian itu kepada RT setempat juga kepolisian. Tentu kami tau betul bagaimana sifatnya." Kata Zayn sambil melirik ke arah ayah tirinya Tyan.
"Baiklah, lalu bagaimana dengan kejadian yang baru saja terjadi? Apa salah satu dari kalian juga melihatnya?"
"Tidak. Tapi Tyan sempat menelpon kami."
"Apa yang dia katakan?"
"Tolong."
"Lalu, apa anda tau apa yang terjadi selanjutnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...