Part 16

240 38 0
                                    

Mereka makan malam bersama. Zayn dan Juna saling menceritakan kisahnya hari ini saat di sekolah. Nenek dengan tenang mendengarkan mereka.

"Tadi ya nek, guru ku bilang aku harus bikin sesuatu yang berbeda. Seperti sarapan siap saji."

"Menurutmu makanan apa yang bisa kamu buat?"

"Hmm.. apa ya nek?" Kata Zayn sambil melahap sesendok makanan penuh ke mulutnya.

"Habiskan dulu makananmu. Jangan bicara saat mulutmu penuh dengan makanan."

"Bagaimana dengan roti bakar? Roti bakar kak Zayn tadi enak."

"Apa iya? Bagaimana kalau roti isi?"

"Kau bisa buat keduanya. Nanti kamu akan tau mana yang paling di gemari." Kata Nenek.

"Ah iya. Nenek benar. Nanti kalo ada yang mereka nggak suka, aku dan kak yoogi yang akan habiskan. Aku akan makan sambil belajar." Kata Juna.

"Oke. Aku akan buat rotinya besok pagi."

"Aku akan bantu." Kata Juna.

"Nggak usah banyak ngomong, kamu selalu tidur larut malam, bangunmu juga paling siang." Kata Zayn.

Nenek tertawa mendengar obrolan mereka.

"Ooiya nek, aku juga harus ikut olimpiade matematika bulan depan. Aku mewakili sekolah."

"Ahh.. itu bagus. Kau harus rajin belajar. Nenek akan memberimu susu hangat setiap hari."

"Dan juga kue." Tambah Juna.

"Semakin hari kau semakin pintar. Apa kau tidak bosan belajar?"

Juna menggeleng. Mulutnya penuh dengan makanan.

"Yoogi, bagaimana denganmu?" Tanya Zayn sedikit lembut.

Yoogi yang sedari tadi memperhatikan obrolan mereka, sekarang semakin diam.

"kau ingin sekolah, Nak?" Tanya nenek. Semua mata tertuju pada Yoogi.

"Tidak."

"Kenapa? Sekolah itu sangat menyenangkan."

"Aku tidak ingin merepotkan nenek."

"Merepotkan? Tentu saja tidak. Kau akan bersenang-senang saat sekolah."

Yoogi masih diam. Otaknya berpikir keras.

"Boleh nenek tanya sesuatu?"

Yoogi memandang nenek, seakan bertanya kembali apa yang akan nenek tanyakan kepadanya

"Hal apa saja yang bisa membuatmu senang?"

Yoogi diam sejenak.

"Aku menyukai banyak hal."

"Katakan beberapa di antaranya."

"Aku suka saat mamaku bermain piano, mama mengajariku, dan aku suka bermain piano."

"Kakak bisa bermain piano? Maukah kakak ngajarin aku? Aku juga sudah bisa sedikit."

"Hmm.. nenek ada piano tua di gudang. Kayaknya masih bisa digunakan. Itu milik kakeknya Zayn."

"Kakek punya piano, Nek? Kenapa aku nggak tau?"

"Kau tidak pernah bertanya. Bahkan ayahmu juga jago bermain piano."

"Kalau begitu aku akan belajar ke yoogi."

Yoogi tersenyum.

"Apa ada hal lain yang kau suka?"

"Basket. Ayahku dulu sering mengajakku bermain basket. Seperti sebuah kebiasaan, nek. Dan sekarang aku merindukannya."

"Kau akan dapatkan bola basket itu saat kau di sekolah." Kata nenek.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang