Part 22

207 32 0
                                    

Appa sudah mulai melaksanakan tugasnya bekerja di luar kota. Appa juga masih sering melakukan video call bersama keluarganya di rumah, termasuk Joe.

Semua tampak baik-baik saja..

Joe sedang bermain di bola bersama Raya di taman belakang. Mereka saling menendang dan menangkap bola. Raya sangat senang ketika berlari mengejar bola yang di tendang Joe.

"Ayo, Raya.. tangkap ini." Kata Joe sambil menendang bola dengan lembut, bola berlari ke arah Raya.

Raya dengan riang nya mengejar bola yang menggelinding melampaui dirinya.

"Bola.. cini..." Kata Raya dengan gembira.

Tiba-tiba..

Brukk !!

Kaki Raya tersandung batu dan dia jatuh telungkup. Wajahnya dan baju nya kotor karena tanah, kaki nya sedikit tergores.

"Huaaaaaaaaa... " Teriak Raya, ia menangis dengan keras. Melihat itu Joe langsung berlari menolong Raya. Ia menggendong Raya masuk ke dalam rumah.

"Ada apa lagi ini?" Tanya Mama begitu tau Raya menangis.

Joe meletakkan Raya di sofa, dan Mama langsung bergegas menghampiri Raya.

"Ambil kotak p3k. Cepat !"

Joe langsung mengambil kotak p3k di ruang tengah dan menyerahkannya ke Mama. Mama langsung mengobati luka gores di kaki Raya.

"Diam di situ." Kata Mama kepada Joe yang masih berdiri kaku di sisi Raya.

Mama mengobati Raya dan memberikannya kue agar tidak menangis.

"Sudah jangan nangis lagi ya sayang. Nanti Mama belikan mainan ya?"

Raya mengangguk dan tangis nya berhenti. Mama memutar film kartun kesukaan Raya agar tidak menangis lagi.

Begitu Raya sudah fokus menonton film, Mama langsung berdiri dan menyeret Joe ke taman belakang.

"Diam disini."

Mama mengambil sapu lidi.

"Kami ingat, apa yang mama katakan tempo hari tentang Raya?"

Joe mengangguk. Badannya mulai bergetar, rasa takut mulai ia rasakan.

"Katakan."

"Tidak boleh teledor, tidak boleh buat Raya menangis dan terluka."

"Kamu ingat. Tapi kenapa hari ini terulang lagi ??!!!"

"Raya terjatuh, Ma. Kakinya tersandung batu."

"Itu karena kau menendang bolanya terlalu jauh, sampai Raya jatuh mengejar bolanya. Dan ini berarti kamu yang salah."

"Maafin Joe, Ma.."

"Apa kamu bilang? Maaf??"

Mama langsung memukul kaki Joe dengan sapu lidi.

"Mama harus menghukum kamu dulu baru mama bisa maafkan !!" Bentak Mama sambil memukul kaki Joe dengan sapu lidi. Ia seperti orang kesetanan saat memukul.

"Sakit, Maa... Ampuun.." teriak joe menangis kesakitan.

"Kamu harus terima ini !! Raya merasakan sakit di kakinya kan? Berarti kamu juga harus merasakannya juga !!"
Pukulan mama semakin menggila.

Luka gores di kaki Joe semakin memburuk. Beberapa bahkan hampir mengeluarkan darah.

Nafas berat terdengar dari Mama yang menggila dengan amarahnya. Ia melempar sapu lidi setelah puas menuangkan amarahnya.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang