3 Tahun berlalu begitu cepat. Zayn mulai memasuki kelas 3 SMA, usaha cafe cake nya juga telah berjalan dengan baik. Pembuatan kue dan camilan tidak lagi di rumah, tapi di buat langsung di cafe.
Yoogi yang telah di percaya membuat lagu-lagu untuk musisi-musisi atas dan mengikuti rapat direksi, Juna yang telah menjadi rapper underground, dan sesekali mengajak Yoogi dan Joe untuk ikut, masih bekerja di bimbel.
Joe yang semakin terasah bakat menarinya di sanggar, sama seperti Jey. Tyan yang sering mengganggu Yoogi untuk mengajarinya bermain piano. Dan Kiki yang sering mengganggu semua kakaknya untuk belajar hal- hal baru.
Hari minggu terasa sangat ramai untuk mereka, karena hanya hari itu mereka akan berkumpul lebih lama.
"HYaaaa!!! Kiki !! Jangan sentuh kue nya!! Kau tau aku susah payah membuatnya, aku juga udah ngasih tau kamu kalau ini buat menu baru di cafe, kau bisa makan ini nanti, biarkan aku memotretnya dulu, kenapa kau terus menciumi bau kuenya? Hyaa!! Jangan sentuh." Ujar Zayn mengomeli Kiki di dapur.
"Gerakkan tanganmu seperti ini. Pa-pa-pa-pa-pa-pa. Buka saja tanganmu lebar-lebar." Kata Joe mengajari Jey gerakan baru di ruang tengah.
"Begini?" Kata Jey menirukan gerakan yang sama.
"Iya, seperti itu. Ini gerakan yang bagus, perpaduan street dance dan tradisional dance. Bukankah itu keren??"
"Kalau sama musik yang tepat, juga akan terlihat singkron."
Sedangkan di ruangan yang sama, Juna berkeliling seluruh ruanh tengah untuk mencari kacamata nya yang entah dimana.
"Seingatku aku taruh disini tadi. Tapi kok gak ada ya?"
Masih di ruangan yang sama, Yoogi yang anteng dengan laptop pemberian pimpinan agensinya lengkap dengan headphone dan notes yang di pegangnya.
Di samping nya ada Tyan yang menganggunya."Ayo kak.... Ajarin aku bikin lagu.. aku mau bikin lagu buat Tantan."
"Andwe*" jawab Yoogi singkat.
*Andwe adalah kata dalam bahasa korea untuk suatu yang tidak di perbolehkan.
"Ayolah... Ajarin aku."
"Andwe."
"Aku akan membiarkan kakak bermain dengan tantan selama seminggu eh gak, satu bulan atau semaunya kakak kalau kakak ngajarin aku bikin lagu."
"Andwe."
"Kenapa sih?? Kakak dulu belajar bahkan masih SMP. Kakak juga ngajarin kak Juna. Aku juga mau di ajarin."
Yoogi menatap Tyan. Jari telunjuknya menyentuh dahi Tyan dan mendorongnya.
"Pergilah, jangan menggangguku."
"Aku gak mau pergi kalau kakak gak ngasih aku alasan kenapa kakak gak mau ngajarin aku. Aku udah kelas 3 SMP. Bentar lagi bisa aja aku punya pacar, aku mau bikin lagu buat dia."
Yoogi menghela nafas.
"Sebelum memikirkan pacar, kenapa kau gak memikirkan makanan tantan yang udah habis? Lagi pula, kau masih kecil, kenapa mikir masalah pacar. Belajar saja."
Tyan cemberut.
"Aku akan beli makanan Tantan nanti, lihat saja aku bakal terua ganggu kak Yoogi sampai mau ngajarin aku."
Nenek duduk di kursi goyang, sambil menyaksikan keramaian yang di buat oleh cucu-cucu nya di rumah, ia sedang menyulam sweater yang sudah hampir jadi.
"Kak Juna sedang cari apa?" Tanya Tyan begitu sadar Juna masih sibuk mencari sesuatu.
"Aku? Aku cari kacamata ku. Aku terakhir kali baca buku disini tadi pagi, kenapa sekarang gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...