Di ruang rapat itu, seluruh kepala staff perusahaan berkumpul, sedangkan Yoogi di undang khusus dari pimpinan.
"Jadi.. inti dari rapat hari ini adalah peresmian pengunduran diri presiden direktur perusahaaan kita. Pak Setiawan akan resmi pensiun dari perusahan MM Entertainment..." Kata seorang pembicara.
Terlihat orang yang selalu di panggil Hoejang-nim oleh Yoogi duduk tenang di kursi rodanya di samping pembicara.
"... Dan posisi nya akan di ganti oleh putra tunggal Presdir, Pak Hendry Setiawan."
Pemuda berwajah angkuh bernama Hendry itu berdiri.
"Terimakasih telah menyambut saya sebagai presiden direktur yang baru. Dalam kesempatan kali ini, saya berjanji, akan merevisi aturan lama dan memajukan perusahaan agar lebih produktif, efektif dan berkembang dengan pesat.
Semua berdiri dan bertepuk tangan menyambut pimpinan baru perusahaan.
"Terimakasih telah menyambut saya sebagai presiden direktur yang baru. Program kerja saya yang paling awal adalah merevisi aturan-aturan lama dan membuat peraturan baru yang lebih produktif, efektif dan kreatif. Saya berjanji akan membuat perusahaan semakin maju dan berkembang pesat."
Semua bertepuk tangan, kecuali orang-orang dari staff produksi saat itu.
Yoogi dan hendry saling menatap tajam.
*
Rapat telah selesai, Pimpinan Yoogi ingin berbicara dengannya. Pria itu terlihat lebih tua dari umurnya, apalagi sekarang hanya bisa bergerak dengan kursi roda.Diruangan itu, juga ada staf produksi yang biasa bekerja dengan yoogi di studio rekaman.
"Yoogi.. kenapa kau tidak terlihat senang? Apa memang ini ekspresimu saat senang?" Tanya Hoejang-nim nya Yoogi.
"Aku harus mengatakan apa lagi? Aku ingin anda selamanya menjadi pimpinan perusahaan ini, tapi aku harus membiarkan anda istirahat bekerja."
"Ah.. mengapa aku harus terus bekerja untukmu?"
"Karna selama anda bekerja, aku selalu bersemangat membuat musik yang bagus."
"Hahaha.. apa karna aku selalu memberimu hadiah ketika lagu mu sukses?"
Yoogi tersenyum.
"Yoogi.. kau.. adalah orang kesayanganku. Kau bukan karyawan, kau juga bukan keluargaku. Kau hanya murid yang aku ajari bekerja disini. Tapi aku menganggap mu sebagai anakku dan menggajimu seperti karyawanku. Aku benar-benar menyayangimu. Berkat kau, perusahaanku mulai berkembang dan dilirik oleh beberapa musisi untuk bekerja sama. Tolong.. setelah aku pensiun.. tetaplah seperti itu.."
Yoogi diam sejenak.
"Hoejang-nim.. bukankah aku sudah pernah bilang? Aku tidak bisa berjanji akan tetap bertahan atau tidak."
Hoejang-nim meraih bahu yoogi dan menepuk-nepuk dengan pelan.
"Ya.. tentu saja. aku tidak akan memaksamu lagi setelah ini. Berhentilah saat kau sudah lelah. Jangan memaksakan diri terus bekerja. Karna dia tidak sepertiku."
Yoogi diam berpikir, mencoba mencerna perkataan Hoejang-nim.
"Aku akan pulang. Ah.. tunggu dulu, satu hal lagi. Jangan lupa makan walaupun sedang bekerja. Aku sering melihatmu kesakitan dalam studio. Kau harus benar-benar menjaga pola makan sebelum terlambat. Hmm?"
Yoogi mengangguk. Hoejang-nim pergi, di antar oleh salah satu stafnya.
"Yoogi, kau sudah bekerja keras selama ini. Setelah ini, bekerjalah semaumu." Kata salah satu staf lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...