4 bulan berlalu begitu cepat. Tapi itu adalah waktu yang begitu lama untuk mereka. Semakin hari, perlahan dunia semakin terasa berat untuk mereka hadapi.
"Aku harus segera menengok cafe. Ahh.. pelajaran tambahan ini membuatku gila. Aku harap aku segera lulus dan mulai kuliah." Kata Zayn.
Saat akan menyeberang jalan, Zayn melihat gadis itu, salah pelanggan tetap nya yang selalu datang sesaat sebelum Zayn pulang dari cafe.
Gadis itu sedang membagi-bagikan makanan kepada belasan anak-anak jalanan besama gadis lain di bawah jembatan layang.
"Ternyata mereka. Gadis itu membeli belasan makanan untuk mereka. Aku bahkan baru mengetahuinya sekarang."
Saat lampu merah menyala, Zayn menyeberang jalan. Dia ingin berjalan mendekati gadis itu, tapi ia ragu.
"Aku bahkan belum tau namanya."
Zayn seketika membelokkan arah jalannya.
"Arrgghh !! Aku pengecut !" Kata Zayn menggerutu.
"Aku akan bicara padanya nanti."
*
Yoogi Mendapat kabar jika presdir agensi sedang di rawat di rumah sakit, dan salah satu staf kepercayaannya memberitahunya jika presdir menunggu Yoogi menengok ke rumah sakit."Pak presdir kesehatannya mendadak menurun semalam, dan barusan beliau menelponku agak menyuruhmu menjenguknya kesana."
"Baiklah. Aku akan kesana sekarang."
Yoogi putar balik menuju ke rumah sakit. Sesampainya disana, presdir memang sedang menunggunya.
"Aku sudah datang, pak pimpinan."
"Hahaha.. kenapa nadamu kaku sekali Yoogi? ini bukanlah dirimu. Kemarilah."
Yoogi duduk di kursi dekat tempat tidur presdir.
"Tenanglah. Aku hanya ingin bicara santai denganmu."
Presdir meraih tangan Yoogi dan menggenggamnya.
"Pertama kali aku melihatmu hahaha kau terlihat sangat asing. Yaah.. kalau bukan karena guru musikmu, aku mungkin tidak akan pernah mengenalmu."
Yoogi tersenyum.
"Entah harus berapa kali aku mengatakannya kepadamu, bahwa kau adalah berlian yang aku temukan. Bahkan aku lebih menyayangimu daripada putraku sendiri."
"Tolong jangan menyanjungku lagi, Hoejang-nim." Kata Yoogi malu-malu.
"Hahahaha.. ini baru Yoogi ku."
Yoogi tersenyum.
"Sebenarnya, ada hal lain yang ingin aku sampaikan kepadamu, Yoogi."
Yoogi mengarahkan seluruh perhatiannya kepada presdir.
"Kau tau, bahwa kondisi kesehatanku semakin buruk akhir-akhir ini. Aku sudah jarang pergi ke kantor dan aku juga sudah sering keluar masuk rumah sakit seperti ini..."
Yoogi mulai merasa sedih, tapi ia bersikap seolah baik-baik saja.
"Seperti yang pernah aku katakan kepadamu, aku akan segera pensiun, dan sekaranglah saatnya, Yoogi."
Yoogi masih diam, tapi ia tak lagi bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Sebentar lagi, akan ada orang yang menggantikan posisiku. Aku harap kau bisa bersikap baik sama seperti saat denganku, siapapun dia."
"Aku akan berusaha, Hoejang-nim."
"Kau adalah anak kesayanganku disini, kau memiliki peran besar dalam memajukan agensi dengan tanganmu ini. Bagaimana mungkin aku bisa melepas anak yang berbakat sepertimu?? Tidak. Aku mohon, saat aku pergi sekalipun, tolong jangan tinggalkan agensi ini. Tetaplah bekerja bersama kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...