Part 39

250 40 0
                                    

Juna mendengar suara gericik air dari dalam kamar mandi.

"Apa itu hantu? Apa anak itu? Tapi kenapa harus tengah malam? Aku harus melihatnya."

Juna mengendap-endap menuju kamar mandi. Itu adalah satu-satunya kamar mandi dirumah itu, semakin lama, kamar mandi sudah mengalami perbaikan sehingga sedikit lebih besar dan ada tambahan shower serta bak mandi permanen.

Seseorang bernyanyi di dalam kamar mandi bercampur dengan suara gemericik air.

Juna memutuskan untuk menunggu di depan pintu.

Setelah sedikit lama, akhirnya dia keluar.

"Kau? Apa yang kau lakukan dalam kamar mandi? Di jam segini? Ini sudah tengah malam.." tanya Juna.

"A.. aku.. b.. belum mandi.. bahkan.. hari ini saar aku datang, a.. aku juga.. b.. belum mandi." Jawab Kiki.

"Kenapa kau mandi jam segini? Kau bisa masuk angin."

"Aku malu.. jadi .. aku.. diam-diam mandi  tanpa ada yang tau. Aku... Tidak ingin mengganggu yang lain."

"Kenapa kau berpikir begitu? Tidak ada yang merasa terganggu. Mandilah jika kau ingin, tapi jangan tengah malam, kau bisa sakit."

"M.. maaf.." Kata kiki dengan nada pelan, ia mulai ketakutan.

Juna memperhatikan baju kiki, baju yang sama. Ia ingat, kiki tidak membawa apapun selain baju yang ia pakai. Baju yang lusuh dan sobek.

"Sudahlah, ayo. Ikut aku."

Juna menarik tangan Kiki, pergi ke ruang ganti baju (lemari) dalam kamar mereka.

"Ini lemari baju kak zayn, ini lemari baju kak yoogi, ini lemari baju ku, ini lemari baju joe, dan ini lemari baju Tyan. Mungkin baju Tyan atau kak yoogi cocok untukmu karena ukuran baju mereka kecil. Kalau bajuku besar karna aku tubuhku sedikit lebih besar. Kau mau pakai baju yang mana?" Kata Juna sambil menunjuk satu persatu lemari yang penuh dengan baju yang di hanger dan di lipat.

"Woah... Tapi.."

"Kenapa?"

"Gak apa-apa aku pakai baju ini aja."

"Bajumu sudah kotor dan berlubang, nanti biar nenek jahit, sementara, kau pakai baju kami. Apa perlu aku yang memilihkannya untukmu?"

Juna langsung bergerak cepat. Memilih masing-masing satu setel baju dari setiap lemari.

"Aku gak pandai memilih baju, pilihlah satu baju yang kau suka."

"Apa boleh yang ini?" Kata Kiki menunjuk kaos oblong yang berukuran besar.

"Ini kaosku. Kau mau pakai ini?"

Kiki mengangguk.

"Apa aku boleh pakai celana ini?" Tanya Kiki menunjuk celana boxer milik Yoogi.

"Pakailah. Bajuku mungkin sedikit kebesaran untukmu, tapi celana kak Yoogi mungkin pas. Pakailah, dan ayo cepat tidur."

Juna pergi keluar sementara Kiki mengganti baju nya.

"Apa tidak apa-apa?" Kata Kiki menunjukkan baju yang di pakainya.

"Seenggaknya ini terlihat lebih baik. Pakailah baju sesukamu. Ayo tidur."

*

Beberapa hari Kiki sudah tinggal bersama mereka, tapi kiki masih malu untuk mandi saat kakak-kakaknya belum tidur, ia bahkan jarang mengganti bajunya kalau tidak di paksa. Juna memaklumi itu.

Nenek sudah menyekolahkan Kiki kembali, bahkan ia juga masuk kedalam pencak silat seperti sebelumnya. Perlahan, senyum kiki kembali bersinar di wajahnya.

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang