PAGE 1 Zayn

1.3K 54 0
                                    

Tahun demi tahun berlalu begitu cepat. Zayn kecil sudah tumbuh. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah menengah pertamanya. Dia terlihat sangat bahagia begitu pulang ke rumah.

"Neneeeekkk... Aku pulang..." Teriak Zayn.

"Iya.. kemarilah." Nenek sedang menyulam sweater di ruang tamu.
Zayn menghampiri nenek dan duduk di sampingnya.

"Bagaimana hari pertamamu di sekolah?"

"Sangat menyenangkan. Semua teman-teman baruku sangat baik."

"Mereka baik karena kau juga baik."

Zayn tersenyum lebar.

"Aku senang aku bisa punya banyak teman, tapi.." senyum Zayn seketika memudar.

"Ada apa?"

Nenek membelai rambut Zayn dengan lembut.

"Aku merasa kesepian di rumah."

"Kalau begitu pergilah bermain."

Zayn menggeleng keras.

"Kenapa?"

"Mereka suka kasar dan seenaknya. Aku nggak suka."

"Hmmmm... Kalau begitu, temani nenek saja. Nenek ingin membuat kue, apa kau mau membantu nenek?"

Mata Zayn langsung berbinar begitu mendengar kata kue. Dia mengangguk dengan semangat.

"Ganti pakaianmu dulu,"

Zayn langsung berlari ke kamar dan mengganti baju. Setelah itu bergegas pergi ke dapur. Di sana nenek sudah menyiapkan beberapa bahan untuk membuat kue.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Zayn berdiri di sisi meja makan. Disana  telah tersedia mixer,baskom plastik dan beberapa bahan kue yang siap di jadikan adonan.

"Nah, sekarang masukkan 5 buah telur, gula dan pengembangnya. Lalu aduk dengan mixer nya."

"Oke, Nek."

Zayn sering membantu neneknya untuk memasak dan membuat kue. Zayn lebih suka belajar memasak dan membuat kue daripada bermain keluar. Ahh, anak yang baik.

"Nek, jika aku menjual kue buatan nenek, apa boleh?"

"Menjual kue? Untuk apa?"

"Hmm.. aku ingin semua orang bisa merasakan kue nenek yang enak, selain itu kita bisa punya banyak uang." Kata Zayn. Ia sedikit mengeraskan suaranya karna suara mixer yang bising.

"Hahaha.. kau ini ada-ada saja. Memangnya kau mau jual kemana?"

"Hmm.. pertama-tama, aku akan menjualnya ke kantin sekolah, lalu ... Apa ya? Mungkin keliling dengan sepeda."

" Berjualan Keliling? Apa kau tidak malu berjualan? Lagipula iyu adalah hal yang melelahkan. Itu tidak perlu."

"Kenapa harus malu nek? Aku kan tidak mencuri dan aku tidak akan lelah."

"Ya.. nenek tau. Tapi anak seusiamu harusnya belajar dan bermain. Bukan malah berjualan. Biar nenek saja yang bekerja, hm? Kau belajar saja yang rajin."

"Tapi aku beneran ingin jualan nek. Ayolah.. kumohon...." Rengek Zayn.

"Hmm..." Nenek seakan-akan sedang berpikir keras. Sedang Zayn memandang Nenek penuh harap.

"Nenek tidak pernah bisa menolak permintaan cucu Nenek yang rajin ini."

"Yeeeeeeaaaaahhh !!!" Zayn kegirangan, sangking senangnya ia lupa mengangkat mixer yang masih menyala. Wajahnya pun terkena cipratan adonan kue.

Nenek tertawa geli melihat tingkah lucu Zayn.

"Besok aku akan tanyakan ke orang kantin apa aku bisa menitipkan kue disana." Kata Zayn.

Zayn terlihat sangat bersemangat.
Setelah membuat kue dan menghiasnya dengan sangat cantik, Zayn menikmati kue buatannya bersama nenek sambil melihat ke halaman rumahnya yang penuh dengan bunga.

"Nek, apa Papa juga suka kue sepertiku?"
Nenek terkejut mendengar pertanyaan Zayn. Dia sedih, tapi dia tersenyum.

"Tentu. Tapi Papamu hanya suka menghabiskan kue, bahkan mengambilnya diam-diam. Dia pencuri kue kecil yang baik."

"Pencuri yang baik?" Tanya Zayn.

"Iya. Papamu sering mengambil banyak kue diam-diam, dan membawanya ke rumah sakit.  ia berikan kue-kue itu kepada beberapa pasien kecil nya."

"Hmm.. kalau aku punya saudara, aku pasti akan membaginya ke saudara-saudaraku."

"Kau bisa membagikan ke teman-temanmu."

"Teman-temanku terlalu banyak, nanti aku malah gak kebagian." Zayn mengambil sebuah kue dan memasukkannya dalam satu suapan penuh ke mulutnya.

Nenek tersenyum geli mendengar jawaban polos cucunya.

"Nek, apa Mama punya saudara?"

"Tidak. Kenapa?"

"Hmm.. berarti Mama tidak pernah berbagi makanan. Atau.... apa mama membagi makanan dengan teman-temannya?"

"Iya, tentu saja. Dia membagi makanan ke teman dekatnya, juga ke tetangga dan tentu saja ke keluarganya."

"Hmmm... Kalau begitu aku berbagi dengan nenek saja." Zayn menyuapi nenek dengan sepotong kue.

Nenek tertawa dengan tingkah polos Zayn. Walaupun hatinya merasakan rindu yang berat.

"Papa dan Mamamu adalah orang yang sangat baik. Mereka juga sangat pintar dan hebat. Banyak yang menyukai mereka." Kata nenek sambil membelai rambut Zayn.

"Kalau begitu, saat aku dewasa aku akan lebih hebat dari Papa dan Mama. Aku ingin mereka bangga kepadaku." Kata Zayn yang masih fokus dengan kue nya.

"Tentu saja. Kau harus. "

Zayn mengangguk tanpa melihat neneknya.

"Aku berjanji, akan menjadikannya hebat seperti kalian." Kata Nenek dalam hati.

Aku baru saja memulainya,
Perlahan-lahan menyusun puzzle yang rumit,
Masih dengan menyembunyikan luka
Dan mimpi yang menakutkan

*

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang