Part 30

272 41 0
                                    

Siang itu, Tyan baru pulang sekolah. Di tengah jalan, ia menemukan seekor anak kucing yang meringkuk di bawah pohon bersama induknya yang telah mati. Induk kucing itu mati karena terluka, dan mengeluarkan banyak darah.

Langkah Tyan berhenti. ia memandang anak kucing itu yang mengeong-ngeong dengan suara rintih kecilnya.

"Ibumu terluka ya? Ia memandang induknya dengan pandangan sedih.

"Ibumu tidak bernafas. Mungkin ibumu sudah mati. kau pasti sedih kan?"

Tyan mengelus-ngelus anak kucing itu.

Ada seseorang yang berjalan mendekatinya.

"Kau sedang apa nak?"

"Oh? Pak RT? Aku baru pulang sekolah, dan aku menemukan kucing ini."

"Astaga, siapa yang tega melakukan hal seperti ini?"

"Nggak tau, pak. Padahal kucing ini sangat manis."

"Ini kucing mahal, sejenis angora atau persia, ah entahlah. Bapak tidak tau. Kenapa mereka membunuh kucing mahal seperti ini?"

"Mungkin pemiliknya tidak tau pak. Bisa jadi ada orang lain yang iri. Atau, kucing ini nakal."

"Ahhhh.. aku akan mencari pemilik kucing ini dan cari tau apa yang terjadi. Ini benar-benar tidak bisa di biarkan. Kucing ini juga berhak untuk hidup, apalagi ini kucing mahal, ya benar. Bisa jadi pemiliknya tidak tau kalau kucingnya di lukai seperti ini. Ini seperti luka tembakan."

"Hmm... Pak.. apa... Aku.. juga harus.. mengembalikan anak kucing ini? Aku ingin merawatnya." Tanya Tyan sedikit ragu-ragu.

Pak RT diam sejenak, lalu mengangguk.

"Anak kucing itu harus hidup. Bapak rasa, kau bisa menjaganya dengan baik. Anak kucing itu sepertinya baru lahir, kau harus merawatnya sampai besar."

"Tapi.. bagaimana jika pemiliknya mencari?"

"Sudah, nggak apa-apa. Biar bapak yang bicara. Bawa pulang anak kucing itu, bapak akan urus induknya."

Sekali lagi, Tyan menunjukkan Boxy smile nya. Dia terlihat sangat bahagia.

"Mulai sekarang, kau milikku." Kata Tyan  kepada kucing kecil itu.

"Terimakasih pak. Aku pergi dulu."

"Iya sama-sama. Hati-hati di jalan."

Tyan pulang dengan hati yang bahagia.

Sesampainya di rumah, ia justru mendapati orangtuanya bertengkar hebat. Ia tidak berani masuk, ia hanya mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka.

"Kenapa kamu semakin hari semakin berubah? Kamu semakin egois !! Aku bahkan kayak nggak kenal kamu lagi !!"

"Hahaha siapa bilang aku berubah? Aku masih sama. Hanya kau saja yang terlalu bodoh !!"

"Apa maksudmu?"

"Suamimu, meninggal karena aku. Aku yang membuatnya celaka. Ya, aku yang mmebuat rem nya nggak berfungsi dan membuat setir motornya oleng. Semua aku yang merusaknya."

Plaakkk !! Bunda Tyan menampar suaminya.

"Tega kamu mas!! Kenapa kamu kayak gini sama aku??"

"Ya karena aku sakit hati orangtua mu lebih memilih dia dari pada aku yang saat itu jadi pacarmu !! Orangtuamu terus menjelek-jelekkanku dan membanggakan suamimu yang bodoh itu."

"Itu karena kau selalu kasar !! Kau pemarah, kau sering berlaku kasar dan arogan kepadaku bahkan saat kita masih pacaran. Bahkan itu terjadi sampai sekarang."

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang