Part 91

163 16 4
                                    

Jey mengeluarkan semua emosinya, kesedihannya dan air matanya, dengan bersembunyi di balik selimut.

"Aku pengecut.. aku pecundang.. " gumamnya.

Lalu sesuatu tiba-tiba bergerak dari atas selimut. Jey membuka selimutnya.

"Tantan??"

Kucing Tyan mengais-ngais selimut, seakan ingin membuka selimut Jey.

"Kau datang disaat yang tepat." Kata Jey, sambil mengelus kepala Tantan, kucing kesayangan Tyan.

"Aku bersyukur kau tidak bisa bicara dengan Tyan. Kau tau? Aku sangat tertekan. Aku berusaha untuk melindungi Tyan. Aku gak mau dia sampau di keluarkan dari sekolah."

Meong...

"Kau janji gak akan bilang ini ke siapa-siapa kan?"

Meong..

Jey mulai tersenyum.

"Pergilah. Aku akan pergi untuk jalan-jalan. Aku gak akan bisa istirahat dan tenang jika terus disini."

Tantan pergi. Jey beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil nafas panjang.

Disisi lain, Juna sedang serius belajar dan mengerjakan tugas nya. Sedangkan Ranya hanya memandanginya dengan senyum. Juna yang baru menyadarinya langsung salah tingkah.

"Ke.. kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Kau dilihat dari dekat, dimple-mu sangat manis."

"Kau harusnya kerjakan tugasmu, kenapa kau.. justru melihat i..tu.."

Tapi Ranya tidak bisa melepas pandangannya dari Juna. Membuat Juna merasa bingung dan salah tingkah.

Tapi Ranya mendekatkan wajahnya ke Juna.

"A.. apa yang.. apa yang a.. akan kau .. lakukan?" Tanya Juna tergagap-gagap.

"Setelah mandi, wajahmu semakin terlihat segar. Rasanya.. aku ingin menciummu sekarang."

"Uh? K..k.. kau jangan lakukan itu. Bagaimana jika ada orang yang melihat? Apa yang akan mereka pikirkan?"

"Apa kita harus cari tempat yang lebih sepi?"

Juna menelan ludah. Dia merasa gugup.

"A..aku akan ambil beberapa buku sebentar." Kata Juna, melarikan diri dengan masuk ke kamar.

"Hff !! Dia benar-benar gila. Tahan Juna.. ini bukan saatnya untuk berpikir kesana. Ingat ! Kau masih pelajar. Kau tidak boleh mencium gadis sebelum lulus SMA. Hff.. apa aku harus mulai berhenti nonton video dewasa? Aisshh !!" Gerutu Juna.

Dia berdiri di depan rak buku di kamarnya, mencari buku.

"Mana buku nya? Kok gak ada? Apa ada yang pinjam bukuku? Apa aku yang lupa naroh lagi?" Kata Juna, mencari-cari buku di rak yang besar.

"Juna !" Panggil seseorang tiba-tiba.

Juna terjingkit. Ranya.

"Kapan kau masuk? K..kenapa kau masuk?"

"Kenapa kau lama sekali?"

"Ah.. kayaknya aku lupa naroh buku. Aku masih nyari."

Ranya melihat sekeliling kamar Juna.

"Kau sekamar dengan siapa tadi?"

"Kiki. Dia bungsu kami."

"Hm.. pasangan yang cocok untuk kamar yang berantakan. Sisi sebalah sini penuh dengan buku dan camilan yang bertebaran, sisi sebelah sana penuh dengan baju dan barang. Kenapa kalian berdua sangat berantakan?"

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang