Sepulang sekolah, Zayn membuka cafe nya lagi. Sebelumnya ia sudah menghubungi karyawannya untuk datang juga.
Selama dua tahun terakhir, karyawannya adalah dua laki-laki yang seumuran dengannya, mereka adalah anak-anak yang putus sekolah.
"Jika kau tidak bisa datang, tidak apa-apa. Kami akan mengatasi cafe nya."
"Iya, 3 hari ini banyak yang kembali begitu tau cafe ini tutup. Aku melihatnya saat jalan-jalan kemari."
Zayn tersenyum.
"Apa kau sudah baik-baik saja?"
"Jika kau masih merasa sedih, pulanglah. Kami akan mengurus cafe ini, dan menyerahkan kuncinya saat kami pulang."
"Apa kau belum mempercayai kami?"
Zayn merentangkan tangannya dan memeluk kedua karyawannya.
"Tentu saja aku percaya kalian. Kalian berdua selalu membuatku takjub. Kalian jujur, teliti, pekerja keras dan ramah kepada pelanggan. Kalian sudah seperti adikku disini."
"Kami berterimakasih, karna cafe ini, kami jadi punya pekerjaan. Zaman sekarang, mana ada perusahaan yang mau menerima anak putus sekolah seperti kami."
"Apapun yanh kami lakukan, adalah balasan atas kebaikanmu. Kau bahkan mengizinkan kami memakan kue, minum kopi kau bahkan memberi kami tips jika cafe ramai."
"Sudahlah, jangan memujiku terus. Ayo, kita bersihkan cafe, kita siap-siap karna sebentar lagi pelanggan kita akan datang."
Mereka bertiga mulai membersihkan cafe dan menata meja, Zayn mulai membuat kue dan mempersiapkan peralatan untuk membuat minuman, di bantu dengan kedua karyawannya.
Satu per satu, pelanggan mereka mulai datang. Hanya butuh satu jam, cafe itu bahkan penuh dengan anak-anak muda yang nongkrong sambil menikmati kopi dan camilan.
*
Yoogi dan pimpinan agensi sedang berbicara di kantor."Saya minta maaf, jika.. selama tiga hari ini, saya menghiraukan anda. Saya.."
"Ya ya.. kau sudah mengirimiku pesan. Kau tidak perlu menjelaskannya lagi, itu akan menyakitimu. Aku turut berduka atas meninggalnya nenekmu. Apa kau baik-baik saja?"
Yoogi mengangguk pelan.
"Aku senang, kau datang hari ini. Aku membawa banyak kabar baik untukmu."
"Kabar baik?"
"Ya.. harusnya, aku memberitahumu tiga hari yang lalu, tapi karna aku sedang berduka, jadi aku menundanya sampai kau datang."
"Anda bisa memberitahuku sekarang."
"Baiklah. Kabar pertama, lagu yang kau tulis, telah rilis dan hmm.. lagu itu menjadi trending bahkan mendapat jutaan viewers hanya dalam waktu 24jam. Itu sangat hebat. Kau benar-benar berbakat."
"Itu bagus."
"Hebatnya, banyak orang yang bertanya tentang penulis lagu nya, kau tau kan aku selalu mengkreditkan namamu di setiap lagu yang kau tulis."
"Aku rasa aku akan segera debut menjadi produser sebentar lagi."
"Hei.. masa traine mu masih beberapa bulan. Itu masih belum cukup. Kau harus banyak belajar lagi."
"Ah iya. Apa ada hal lain?"
"Tentu saja. Karena lagu itu, musisi nya sangat berterimakasih atas lagu itu. Popularitasnya bahkan naik. Oleh karena itu, aku juga akan memberikanmu hadiah."
"Hadiah?"
"Ya. Ini." Kata Pimpinan agensi itu, memberikan sebuah kunci motor.
"Motor matic merah di depan agensi itu milikmu. Kau tidak perlu menghemat uang jajanmu untuk naik bus kemari, kau juga tidak perlu lagi jalan kaki saat pulang. Jarak rumahmu cukup jauh dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...