Juna berjalan beriringan dengan guru walikelas menuju kelas baru nya.
"Bapak sudah menepati janji, sekarang bapak harap kau benar-benar mau mengajari nya."
"Iya pak."
"Tunggulah di luar sebentar, bapak akan memberi tahumu."
Juna mengangguk. Guru itu masuk lebih dulu.
"Semua. Perhatian. Beri salam." Kata seorang murid.
"Selamat pagi, pak." Sapa sekelas murid bersamaan. Ada seorang gadis yang duduk sendiri. Ia duduk di bangku dekat jendela, hanya diam dan menatap pak guru.
"Selamat pagi anak-anak. Ehm.. sebelum pelajaran pertama kita di mulai, bapak ingin memberitahukan sesuatu."
"Apa itu pak? Apa ujian nasional akan di tiadakan?" Celetuk salah seorang murid.
"Ah.. bukan. Di kelas ini akan ada murid yang akan bergabung dengan kita. Dia adalah murid program akselerasi."
"Woaaah..."
"Berarti dia pinter banget."
"Akselerasi itu yang loncat kelas itu ya?"
"Berarti dia setahun lebih muda daripada kita."
"Apa dia perempuan? Aku bakal pdkt kali dia perempuan."
Suasana menjadi gaduh. Tapi gadis yang duduk di bangku dekat jendela itu masih diam memperhatikan.
"Harap tenang semuanya !! - ayo masuklah kedalam kelas."
Juna masuk dengan perasaan gugup.
"Yang duduk sendiri, bangku dekat jendela." Bisik Walikelas.
Juna dan gadis itu saling beradu pandang.
"Perkenalkan dirimu."
"Uh? Oh.. Em.. selamat pagi semuanya."
"Pagi.." serentak seisi kelas menjawab sapa Juna.
"Bukankah dia yang sering menangin olimpiade?"
"Iya, dia sering mewakili sekolah kita."
"Ah.. anak sepintar dia kenapa bisa di kelas ini?"
"Harusnya dia ada di kelas unggulan kan?"
"Wah.. kau punya saingan sekarang."
"Harap tenang semuanya !! Biarkan dia memperkenalkan diri dulu."
Kelas kembali tenang.
"Em.. perkenalkan, nama saya Arjuna. Ehm.. kalian bisa memanggilku Juna. Ehm.. aku dari kelas 10-A dan ikut program akselerasi. Jadi.. aku harap kita bisa berteman baik. Terimakasih."
Juna melakukan bowing sebagai bentuk penghormatan.
"Baiklah, kau bisa duduk di bangku kosong itu."
Walikelas memberi isyarat, Juna mengangguk.
Juma duduk dengan ragu-ragu.
"Duduklah. Aku sengaja mengosongkan bangku ini untukmu." Bisik Gadis itu setelah menarik tangan Juna agar segera duduk.
"Eh??"
"Aku sengaja ngosongin bangku ini biar kita bisa sebangku."
"K.. kenapa?"
"Hmm.. karna aku emang ingin duduk sama kamu."
"Aku? K.. kenapa?"
"Yaa biar kita bisa belajar bareng. Aku harus lulus dengan nilai bagus bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...