Darah mengalir membasahi jalan malam itu.
"A..pa.. k-kau.. ba.. ik.. ba.. ik.. sa.. ja..?" Tanya Gladys.
Seketika pikiran kosong Kiki buyar. Ia ingin bangkit namun kakinya terasa lemas tak bertulang. Ia mencoba berbagai cara untuk mendekat ke arah Gladys yang bersimbah darah.
Gladys hampir tidak punya waktu menolong, ia hanya berpikir untuk menarik Kiki hingga jatuh tersungkur, dan ia yang tertabrak mobil dan justru jatuh terlempar membentur jalan.
Orangtua Kiki yang mengejar Kiki, terbelalak melihat keadaan saat itu.
Kiki menggenggam tangan Gladys.
"Bertahanlah.." kata Kiki. Dan mereka berdua tak sadarkan diri.
*
Kiki terbangun dari pingsannya. Disana ada orangtua yang duduk di dekat ranjang Kiki dan keempat kakaknya yang duduk sofa kamar. Dua lainnya, Juna dan Yoogi baru masuk ketika Kiki sadar.
Begitu melihat wajah orangtuanya, Kiki mengeluarkan ekspresi penuh kebencian.
"Nak.. kamu sudah sadar? Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" Tanya Mama Kiki
"Kalau kau butuh sesuatu, katakan kepada papa. Papa akan memberikannya kepadamu." Kata Papa Kiki.
Zayn menahan adik-adiknya agar tidak mendekat.
"Kenapa kalian disini?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Tentu saja karna kami khawatir. Kami orangtua mu."
"Papa membawamu ke rumah sakit terbaik. Kau lihat ini adalah kamar VIP. Papa ingin memastikan kau akan baik-baik saja. Kau jangan khawatir."
Kiki memandang sekeliling kamar. Ia melihat ke enam kakaknya diam dengan rasa khawatir.
"Aku gak butuh ini. Aku baik-baik saja."
Kiki berusaha untuk bergerak turun dari ranjang, tapi kakinya terasa aneh.
"Kenapa kakiku tidak bisa di gerakkan?"
Kiki membuka selimutnya memastikan kakinya masih utuh. Ya, memang masih utuh.
"Apa yang terjadi?" Tanya kiki. Orangtuanya terlihat takut dan khawatir akan menjelaskan.
"Syaraf di kakimu hanya mengalami shock. Itu menyebabkan kelumpuhan sementara."
"Apa?"
"Kamu gak perlu khawatir nak, kau dengar kata papa kan? Itu hanya sementara. Kaki mu akan pulih seperti semula."
Kiki diam sejenak. Seperti ada yang kurang. Ia memandang ke arah keenam kakaknya.
"Ah.. mereka semua ada. Tapi kenapa aku merasa masih ada yang kurang?"
Mata kiki terbelalak ketika mengingat sstu orang yang kurang.
"Kak Gladys !! Kal gladys !! Dimana dia? Apa dia baik- baik saja? Aku ingin menemuinya. Antar aku kesana !! "
"Apa kau bertanya tentang gadis yang kecelakaan bersama mu?"
"Memangnya siapa lagi??"
Kedua orangtuanya menunduk. Kiki mulai panik.
"Kak.. kak Zayn.. kak Juna.. kak Yoogi.. apa ada salah satu dari kalian bisa mengatakan sesuatu kepadaku??"
Tapi ke enam kakaknya hanya diam.
Kiki mulai khawatir bercampur rasa panik.
"Kalian.. kalian tau jika aku gak akan di rawat dirumah sakit sendiri. T-tadi.. ada seorang gadis bersamaku. Dia menyelamatkanku. D-dia.. gadis yang lebih tua, tapi dia gadis yang baik kak. Harusnya dia disini kan? Apa dia dirawat di rumahsakit lain? Papa.. apa Papa membawanya kesini atau ke rumah sakit lain? Mama.. mama juga ada disana kan?
Harusnya mama tau kan keadaannya bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...