Satu minggu berjalan begitu cepat. Latihan Joe dengan Luna Juga berjalan dengan lancar. Jey selalu menunggu Joe selesai mementori Luna.
Juna yang selalu di buat dag dig dug karena sikap Ranya yang selalu tiba-tiba dan sedikit bar-bar.
Berbeda dengan Yoogi yang masih kebingungan mencari lembar musiknya yang hilang.
"Dirumah gak ada, di studio gak ada bahkan di sekolah gak ada. Aku yakin kertas itu aku bawa minggu lalu, lalu jatuh, dan hilang." Gumam Yoogi. Ia bahkan menghiraukan guru yang sibuk menjelaskan materi.
"Masa iya aku harus buat dari awal? Aah.. aku bahkan udah lupa.."
Yoogi mulai putus asa. Ia sudah mencari ketempat yang memungkinkan kertas itu berada. Di kamar, studio rumah, agensi, kelas, bahkan seluruh tempat disekolah.
Saat istirahat, setelah makan siang ia langsung bergegas pergi ke ruang musik.
Duduk di depan piano itu, dan mencoba mengingat melodi yang telah ia tulis.Ia mainkan nada yang ia ingat.
Salah. Ia coba lagi.
Nadanya sumbang.
Coba lagi.
Terlalu cepat.
Coba lagi. Hingga berkali-kali. Yoogi merasa frustasi.
"Aarrggh !! Aku sudah buat lagu itu susah payah, kenapa harus hilang ??!!"
Yoogi sudah hilang kesabaran. Dia menekan semua tuts piano secara bersamaan.
Karin mengintip dari jendela kaca, ia melihat Yoogi sangat frustasi. Ia tau, lagu yang di lupakan Yoogi, ada di tangannya.
Dia memejamkan mata, mencoba mengingat-ingat lagi. Kedua tangannya bergerak lembut ke tuts piano. Memainkan nada secara perlahan.
Karin masuk, membawa gitar dan duduk di dekat Yoogi yang masih memejamkan mata sambil menekan tuts piano. Menyesuaikan nada yang ia ingat.
Berhenti. Ia mengulangi bagian yang ia lupakan.
Karin melanjutkan nadanya dengan gitar.
Yoogi terkejut.
"Bagaimana dia bisa tau?" Batin Yoogi
Yoogi memandang heran kepada karin.
Karin tau apa yang dipikirkan Yoogi, ia merogoh kantong bajunya dan menyerahkan lembar lagu yang hilang itu.
"Kau menjatuhkan ini minggu lalu."
"Ada padamu? Aku mencarinya selama ini. Kenapa kau tidak menyerahkannya padaku?"
"Maaf, aku gak tau kalau ini milikmu. Aku baru tau, kalau nada yang kau mainkan dari tadi, adalah dari ini."
Yoogi bernafas lega.
"Apa lagu itu sangat penting bagimu?"
"H'm."
"Kenapa?"
"Lagu ini.. adalah.. tentang seseorang yang istimewa."
"Siapa?" Tanya Karin penuh harap.
"Mamaku."
Karin diam.
"Terimakasih telah mengembalikannya." Kata Yoogi. Dia berlalu pergi.
"Tunggu !"
Yoogi berbalik.
"Bisakah... Kamu.. memainkan lagu itu? Yaah.. seenggaknya buat.. ucapan terimakasih." Kata karin ragu-ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...