Anak laki-laki itu masuk kedalam ruangan. Jey terus menatap nya dengan pandangan heran. Anak itu menyapa ibu dan memberikan buket bunga yang ia bawa.
"aku dengar, ibu sudah baikan."
"h'm. Kau benar."
Perhatian anak itu tiba-tiba teralihkan dengan Jey yang terus menatapnya. mereka saling beradu pandang.
mata kecil yang sama..
pipi chubby yang sama...
hidung yang sama..
bahkan saat tersenyum pun sama..
ibu segera mengetahui apa yang sedang mereka rasakan.
"Jey..."
"uh?"
"Dia adikmu."
"uh?"
"dulu.. saat itu pergi ke kota, ibu tidak tau kalau ibu sedang mengandung adikmu.."
Jey memandang ibunya dengan wajah terkejut.
"Jay. namanya Jay. -Jay, sapa kakakmu. namanya Kak Jey.."
anak laki-laki itu, Jay tersenyum menyapa Jey.
"halo kak."
"Jey.. ibu seneng banget kalian berdua akhirnya bisa bareng ibu sekarang.."
Jey masih diam. dia masih berusaha memahami situasi.
"ibu.. apa kak Jey ini adalah anak yang ibu cari selama ini?"
"H'm."
"kak, jika kakak tau, ibu selalu mengigau tiap malam. panggil-panggil nama kak Jay."
"benarkah?"
"h'm. aku pikir ibu manggil namaku. tapi nama kita hampir mirip, jadi aku datang lebih dekat dan memastikan, ternyata bukan namaku."
"Kenapa?"
"Ibu hanya merindukanmu.."
"Hmm..."
"Jey.. ayo kita tinggal bareng. Hm? Sama Jay juga. Hm? Kita bisa jadi keluarga lagi. Ibuk udah bisa belikan kamu makan yang enak, rumah besar dan.. apapun yang kamu minta akan ibu belikan. Ya?"
Jey diam. Kepalanya tertunduk.
"Kenapa? Apa kamu masih benci sama ibuk?"
"Gak kok.."
"Lalu? Apa kamu canggung? Gak papa.. kamu akan terbiasa lagi sama ibu. Kamu juga akan cepat akrab dengan Jay."
"Bukan gitu.."
"Lalu?"
"Aku.. gak bisa tinggal sama ibu.."
"Kenapa?"
"Aku.. aku selama ini sudah punya keluarga.."
"Apa??"
"Gak.. maksudku.. bukan keluarga yang seperti ibu bayangkan.. aku punya 6 saudara laki-laki. Mereka keluarga ku.."
Ibu hanya diam.
"Apa kakak gak pingin ninggalin mereka?" Tanya Jay.
Jey mengangguk.
"Sejak bapak dan ibu pergi... awalnya Aku tinggal bersama bu yasmin.. lalu.. apa ibu ingat saat aku ingin menemui ibu di rumah besar itu?"
"Itu rumah teman ibu.."
"H'm. Sepulang dari sana aku kehujanan.. aku sedih, bu. Dan aku pingsan.. hehehe.."
"K-kau pingsan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
أدب الهواة~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...