Pagi yang cerah telah tiba. Tapi Yoogi tidak merasakan hangatnya pagi itu. Dia merasa sangat lelah setelah pulang larut malam. Yang lain bersikap seolah tidak ada yang terjadi semalam, walaupun suasananya terasa sangat canggung.
"Hyaa !! Tyan !! Pakai sepatumu dengan benar !!" Teriak Jey. Dia selalu marah ketika Tyan menginjak bagian belakang sepatunya.
"Kalo udah sampe di sekolah bakal aku benerin lagi."
"Kalo kamu kayak gitu, ntar sepatunya cepet rusak."
"Kan tinggal beli lagi. Aku bakal beli pake uangku sendiri."
"Hmm.. ya.. kau punya uang sekarang. Kita liat aja kalo uangmu habis dan sepatumu rusak. Apa yang akan kau lakukan nanti."
"Apa kesekolah boleh pake sepatu sendal?"
"Kenapa gak sekalian pake sendal swallowmu yang di belakang ke sekolah?"
"Emang boleh ya?"
"Kau nyeker pun gak apa-apa. Toh pas nyampek kelas kamu selalu lepas sepatu dan nyeker di kelas."
Disisi lain, Zayn membantu Juna mengikat tali sepatu.
"Kau harus belajar cara ngiket tali sepatu." Kata Zayn.
"Kalo nalinya gampang sih aku pasti langsung bisa." Jawab Juna.
"Kau selalu gak tau dan gak bisa dengan hal-hal mudah, Juna. Tapi kau selalu tau dan bisa untuk hal-hal yang sulit dan yang kami gak ketahui." Jawab Joe.
"Apa lain kali aku beli sepatu slop aja kali ya? Ah.. ini merepotkan."
"Kau ini pintar, tapi kamu gak tau gimana cara ngiket tali sepatu, ngiris bawang, motong buah dan menanyakan hal-hal yang gak perlu di jawab." Kata Zayn
"Emang ada ya pertanyaan yang gak perlu di jawab?"
"Apa kak Juna ketularan Tyan?"
"Kenapa? Aku kenapa? Apa aku pintar?" Tanya Tyan, denga bibir manyun dan mata lebar nya.
"Gak, kau justru hanya menggunakan 20 persen otakmu setiap hari. Kalau ada waktu, pinjam kan saja kepadaku sisanya." Kata Jey.
"Hyaaa !!!" Teriak Tyan, sambil menarik tas Jey yang akan kabur.
Semua tertawa dengan perdebatan kecil Tyan dan Jey.
Kiki baru muncul dengan mulut yang masih penuh dan susu kotak yang masih belum di buka.
"Uhh.. aku terlambat."
"Habiskan makananmu dulu. Aku akan mengantarmu. Apa sudah aku bawa semua yang aku siapkan di meja?" Kata Zayn.
"H'm. Ah? Bekal makan siangku?"
"Aku akan ambilkan."
Yoogi baru selesai bersiap-siap. Dia langsung keluar tanpa banyak bicara.
"Yoogi." Pamggil Zayn. Yoogi menoleh tanpa bicara.
"Bisakah kita bicara nanti? Hanya kita berdua."
"Gak ada yang perlu di bicarakan."
"Aku akan datang ke agensimu setelah pulang kuliah. Tunggulah." Kata Zayn. Langsung pergi.
Seperti biasa, Yoogi harus berangkat lebih pagi saat senin untuk mendisiplinkan siswa tentang kelengkapam seragam dan waktu datang karna ada upacara.
Karin datang terlambat, bahkan ia lupa memakai sepatu warna hitam, ia justru memakai sepatu warna putih.
"Jadi alasan kau terlambat karena bekerja jadi penyanyi cafe saat malam?" Tanya Yoogi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN
Fanfiction~Kisah kami terlalu menyakitkan, haruskan kami menceritakannya kepadamu?~ Ya, kami hanya bertujuh. Hidup sebagai saudara. Nenek telah menyatukan kami sebagai keluarga. Setelah nenek pergi, kami harus menghadapi semua masalah bersama-sama. Akan kah...