Part 73

196 29 4
                                    

Yoogi baru pulang agensi. Ini adalah hari terakhir libur sekolah. Besok adalah tahun ajaran baru, itu berarti ia akan mulai masuk sekolah besok.

Yoogi mampir membeli minuman dingin di supermarket. Cuaca cukup panas siang itu.

"Yoogi... !!" Sapa seseorang di belakangnya. Yoogi berbalik. Karin melambaikan tangan dan tersenyum lebar ke arahnya.

"Aigooo.. kenapa gadis itu lagi?" Gerutunya. Ia meneruskan langkahnya.

Karin berlari mengejar Yoogi yang berjalan santai, tak peduli karin yang membuntutinya.

"Yoogi.. "

Yoogi tidak peduli. Ia terus berjalan dengan ekspresi dingin.

"Yoogi.. aku tuh mau minta tolong.."

Yoogi akhirnya berhenti, ia bahkan menghela nafas panjang.

"Aku sedang sibuk, tolong jangan menggangguku lagi."

Yoogi melangkah lagi, semakin jauh meninggalkan Karin yang cemberut.

"Bisa-bisanya dia bersikap seperti itu kepadaku. Padahal aku beneran mau minta tolong. Gimanapun dia harus membantuku."

Karin berlari lagi mengejar langkah Yoogi yang sudah cukup jauh darinya.

Tepat di belakang Yoogi, tiba-tiba kaki karin tersandung dan ia jatuh tersungkur.

Brukk !!

"aaaaaaaaaaarrgghhh.... " Rintih Karin.

Yoogi berhenti begitu mendengar suara Karin yang jatuh di belakanganya.

"Aisshhh.. " gerutu Yoogi. Ia berbalik badan dan berdiri di depan Karin yang masih merintih kesakitan.

"Kenapa kau selalu mengikutiku? Kenapa kau selalu ada di dekatku dan menyusahkanku? Apa mau mu? Ha? Apa kau benar-benar menyukaiku?" Kata Yoogi.

Karin hanya memasang wajah cemberut sekaligus memelas.

Yoogi menghela nafas lagi.

"Kemarilah."

Yoogi membantu Karin berdiri dan mencarikannya tempat duduk di sekitar sana.

Lutut Karin terluka dan mengeluarkan darah.

Lagi-lagi, headband yang di pakai Yoogi, menjadi penyembuh sementara. Ia melingkarkan headband nya di lutut karin untuk menutupi luka, tanpa bicara sepatah katapun.

"Headband mu.. membantuku lagi."

"Kenapa kau selalu mengikutiku?"

"Aku.. tadi.. ingib minta bantuanmu."

"Katakan."

"Senar gitarku longgar, suara nya jadi aneh. Apa kau bisa memperbaikinya?"

"Aku sibuk."

"Tolong.. setelah lulus aku harus ikut audisi, ada agensi yang akan membuka pendaftaran. Aku harus latihan keras. Aku harus lolos."

Yoogi memandang gadis itu.

"Aku ingin jadi musisi yang terkenal. Dengan begitu aku akan dapat banyak uang dan melunasi hutang-hutang orangtuaku.." kata karin.

Ia ingat betul, saat karin terpeleset dan kakinya kram. Ia mengatakan itu kepada Yoogi.

"Tolong.." kata karin, dengan mata memelas.

*
Mereka sampai di rumah karin.

"Duduklah. Aku akan ambilkan gitar nya."

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang