Part 109

192 14 14
                                    

Hari demi hari terlewatkan. Semua masih terasa berat bagi Yoogi. Waktu terasa lambat. Ia kesulitan mengalami rasa depresi akibat dari semua yang telah ia lalui.

Keenam saudaranya terus menerus berusaha untuk menghibur Yoogi dengan berbagai cara.

Hingga suatu sore, mereka berkumpul di ruang tengah untuk menonton TV bersama.

"Juna, kamu udah daftar kuliah?" Tanya Zayn.

"Bukannya Juna dapat beasiswa?" Tanya Joe

"Dia nolak beasiswanya." Kata Zayn.

"Kenapa?"

"Kalo aku ngikut beasiswa, aku harus kuliah di luar kota, kalo kuliah di luar kota aku harus kos, kalo kos sendiri.. aku takut akan ngrobohin kos-kosan." Kata Juna.

"Kau terlalu rinci."

"Dia bener juga."

"Kak Juna milih keputusan yang bagus."

"Lalu kak Juna harus kuliah dimana?""

"Aku udah daftar kuliah di kota ini. Bukan universitas terkenal, tapi akreditasi nya masih bagus. Yang terpenting bisa pulang pergi setiap hari."

"Baguslah. Kita juga masih bisa minta ajarin pas ada PR."

"Lalu, kamu gimana Yoogi? Kamu gak daftar kuliah?" Tanya Zayn sedikit gugup. Semua mata tertuju pada Yoogi yang sedari tadi hanya diam menatap layar ponsel.

"Aku gak perlu kuliah."

"Kenapa? Kau harus kuliah. Itu pesan dari nenek kepadaku."

"Uh?"

"Aku udah janji sama nenek kalau aku akan memastikan kalian semua kuliah, termasuk kau."

Yoogi hanya menatap Zayn dengan tatapan datar.

"Kuliahlah.. kamu gak perlu kerja terlalu keras, aku akan biayain kuliah mu. Jangan buat aku ngelanggar janjiku ke nenek."

"Aku akan pertimbangkan."

Suasana hening sejenak. Tyan merasa tidak nyaman dengan suasana seperti itu.

"Kak, ayo bikin sesuatu tentang kita." Kata Tyan.

"Sesuatu? Maksudmu?"

"Apa kau ingin liburan?" Tanya Zayn.

"Bukan.. hmm.. kayak sesuatu yang busa kita dokumentasi kan."

"Kita udah punya banyak foto, Tyan."

"Bukan itu maksudku.. aah..."

"Apa kau ingin kita buat video? Kayak video dokumenter?" Tanya Juna.

"Iya. Kayak gitu."

"Trus hasil videonya mau kita kemanain?" Tanya Joe.

"Diunggah di media sosial. Em.. youtube?"

"Memangnya siapa yang mau liat video kita? Itu akan hanya habiskan tenaga." Kata Yoogi.

Mendengar idenya di tolak Yoogi, Tyan cemberut.

"Kalo gitu.. kenapa gak sekalian bikin kayak musik video kak?" Celetuk Kiki.

"Uh?" Kata keenam kakaknya bersamaan.

"Kak Yoogi sama kak Juna kan bisa bikin lagu, nah.. liriknya tentang kita bertujuh  nanti videonya dibikin kayak video dokumenter."

"Ide yang bagus."

"Kak, kita bisa nyoba kayak gitu."

"Tapi siapa yang nyanyi?"

"Ya kita bertujuh lah. Kak Juna sama kak Yoogi bisa kan?"

SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang