100. Siblings

422 102 40
                                    

Serial The JAHat Stories – 100. Siblings

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2021, 25 Januari

Note : Infoin typo yaaa

-::-

"KAN PUTUS KAN!"

Bentakan Nada terdengar dari ruang tengah. Dan Nida, sebagai oknum yang dibentak, terlihat ketakutan sekaligus merasa bersalah. Zeyara yang sejak tadi sibuk membaca, akhirnya terpaksa mendongak. Zahra lain lagi, dia lekas bersuara.

"Apaan sih?" tanya Zahra, mendekat kepada adiknya.

"Ini, Uni!" Nada mengangkat kabel di tangannya, menunjukkan pada Zahra, kabel pengisi daya ponselnya yang terputus. "Nida kalau pakai casan selalu seenaknya. Hati-hati dong, atau beli sendiri. Casan kamu rusak, masa ngerusakin casan aku juga?!"

"Astaghfirullaah..." Zeyara ikutan nimbrung. "Kenapa sih, Nad?"

Hanifa muncul dari dapur. Sore ini memang dia memang sedang membantu memasak makan malam, bersama Hafiza dan Jafar. Dilihatnya Nida sudah menangis seraya meminta maaf.

Ponsel Nida memang pengisi dayanya rusak, karena Nida termasuk orang yang mudah sekali membuat sesuatu rusak. Layar ponselnya bahkan sudah diganti dua kali karena sering terlepas dari genggamannya. Nah, perkara pengisi daya ini juga bermasalah. Milik Nida sudah rusak karena bagian ujungnya terlepas sebab Nida menarik dengan terburu saat ponselnya sedang diisi daya. Saat itu, mereka sedang akan keluar bersama-sama dan Nida baru ingat bahwa dia meninggalkan ponselnya, yang tengah diisi daya, di atas kulkas, lantas mengambilnya dengan tergesa.

"Heh, siapa tuh yang barusan teriak?"

Itu suara Hamzah, karena dia tadi baru hendak keluar kamar untuk cari cemilan lantas mendengar suara mengagetkan barusan.

Karena, di rumah ini bisa dibilang sering ribut dalam rangka rebutan sesuatu, tapi teriakan begitu masuk kategori langka. Ngga boleh teriak-teriak, kecuali Umma.

Umma aja teriak paling ya manggil anak-anaknya yang entah sedang di mana. Ngebentak bisa dihitung jari. Itu juga kalau bocahnya menurut Umma kelewat batas.

"Aku," jawab Nada. Diturunkannya kabel putus tadi, lalu melihat pada Nida yang merunduk. "Nida, maapin aku ya..." bisik Nada pada kembarannya.

Iya, bukan Nida lagi yang minta maaf, tapi justru Nada. Dia lupa, ada Mas Hamzah di rumah.

"Nanti aku ganti baru ya, Nad," kata Nida, melirik Hamzah yang kini sudah menjejak lantai bawah.

"Ada apaan sih?" tanya Hamzah, karena pertanyaannya yang tadi tidak digubris.

Zeyara angkat bahu, kemudian kembali ke tempatnya membaca tadi.

"Ngga tahu nih," kata Hanifa. "Kenapa, Nad? Ra?"

Nada dan Nida sudah duduk bersampingan lagi, di sofa. Zahra melihat pada Hanifa.

"Ini, Un, kabel casan punya Nada putus sama Nida. Ya, gitu..."

Zahra menganggukkan dagu ke arah si kembar yang sudah akur. Ada guratan kesal yang masih terlihat pada wajah Nada sedangkan Nida melihat Hanifa dan Hamzah bergantian.

"Kedengeran sampe dapur ya, Un?" tanya Zeyara.

"Iya, Zey, Umma suruh Uni ke sini buat ngecek," Hanifa menghampiri si kembar, duduk di sebelah Nada. Hamzah juga, ikut duduk di sebelah Nida. Zahra kembali pada kesibukannya melihat video memasak seblak yang enak.

"Mana kabelnya?" Hamzah mengulurkan tangan hingga melewati Nida, meminta kabel putus tadi pada Nada.

Kabel putus tersebut mendarat di tangan kiri Hamzah, sedangkan tangan kanan Hamzah mengacak rambut Nida pelan.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang