Serial The JAHat Stories – 30. Belanja Bulanan
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 4 April
-::-
Hari ini, Alif seneng banget.
AMAT SANGAT HAPPY.
Catat itu.
Ya gimana ngga happy...
Jadi, Ahad pagi tadi dia entah kenapa tiba-tiba ingin sekali ke rumah Hamzah. Di rumah lagi sepi. Alia, kakak perempuan Alif, sedang ke Bogor. Biasanya Alif ngojek nih nganterin kakaknya ke mana gitu, kan lumayan nanti Alif ditraktir makan siang atau dibeliin jaket lah semisal kakaknya itu belanja.
Di rumah cuma ada ayah sama ibunya Alif aja yang kayaknya lagi asik mesra-mesraan bahas apaan tuh dari abis waktu Syuruq.
Makanya, kelar shalat Dhuha, Alif ngegas motornya ke rumah Hamzah. Tanpa informasi sebelumnya ke yang punya rumah. Pikir Alif, kalau Hamzah ngga di rumah, ya palingan dia ke kafe aja atau ke mana lah yang penting ngga di rumah.
Ternyata...
"Lah, lo ke sini kaga bilang-bilang?" tanya Hamzah begitu dilihatnya Alif tiba di depan rumahnya. Hamzah sedang memanaskan mesin mobil Toyota Vellfire milik ayahnya. Sepertinya mau pergi.
"Lo mau ke mana? Mau jalan ya sama keluarga lo?" tanya Alif. Mukanya mendadak sedih.
"Mau belanja bulanan," kata Hamzah, membuka pintu mobil dan mematikan mesinnya. Kunci mobil tercabut dari tempatnya. Tiba-tiba, Hamzah mengulas senyum. "Lo mau ikut?"
Alif agak bingung sih. Hamzah kalau bilang belanja bulanan, pasti repot nih. Bawaannya pasti banyak banget. Kayak orang mau buka warung. Otomatis, Alif jadi tukang angkut-angkut juga nantinya.
"Ck, nanti gue ngangkut-ngangkut nih kayaknya," komentar Alif yang disambut tawa Hamzah.
"Tahu aja nih, cintah," Hamzah menjawil dagu Alif sebelum beralih pada kursi tengah mobilnya, melongokkan kepala, memastikan isi mobilnya bersih dari barang-barang yang bikin sempit kalau menaruh belanjaan nanti. "Si Jafar ngga ikutan, dia ada futsal sama Zaid apa kalau ngga salah. Ngga belanja banyak banget, bor. Santai!"
Ngga banyak banget, tapi pasti banyak, pikir Alif lagi.
Pas Alif lagi mikir-mikir begitu, dari pintu rumah keluarlah satu sosok perempuan bertubuh cukup tinggi, mengenakan khimar peach oranye dan gamis kelabu. Di tangan kanannya tergenggam satu tangan bocah laki-laki.
Hanifa jalan berdua dengan Zidan, menghampiri mobil mereka.
"Eh, ada Mas Alif," kata Hanifa dengan senyum semringahnya. Sukses bikin Alif nyengir juga secara otomatis.
"Eh, ada Hanifa," kata Alif, ngusap-ngusap dadanya yang mendadak berdegup bukan main. Rezeki banget ketemu Hanifa jam segini, pikirnya.
"Udahan, Fa?" tanya Hamzah, "Yuk, berangkat."
"Lo bertiga mau belanja?" tanya Alif, menunjuk mereka bertiga dengan telunjuknya.
"Iya, elah," kata Hamzah. "Tadi kan udah gue bilang, belanja bulanan."
"B-bertiga doang?" tanya Alif. Kirain dia, Hamzah bakalan belanja sama emaknya.
"Ya menurut ngana?" tanya Hamzah. "Gue mau belanja kali, bukan piknik."
"Gue ikut!" seru Alif cepat.
Hanifa sampai menaikkan alis mendengarnya.
"Jangan, entar lu ngangkut-ngangkut belanjaan," balas Hamzah, dalam hati menahan tawa sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!