Serial The JAHat Stories - 68. Helping Umma
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2019, 28 April
Note: Lebih enak baca ini SETELAH baca Keluarga A: 33. Diajak Nginep
-::-
Bakda Magrib, Hamzah bersama Jafar dan Zeyara, tiba di rumah. Balik dari masjid. Ruangan yang biasanya diisi oleh keriuhan penghuni rumah, sore ini kosong. Sang ibu sedang di dapur, memasak makan malam dibantu oleh Hafiza.
"Yang lain mana, dek?" tanya Hamzah, pada Hafiza yang lagi mencuci peralatan yang kotor.
"Di kamarnya," jawab Hafiza singkat.
Hamzah manggut-manggut. Dia duduk setelah mengambil air minum dingin di kulkas. Di dekat kompor, ibunya sedang memasak sesuatu.
"Mas, tolong ambilin lap itu dong..."
Hafiza menunjuk kain lap yang tergantung di dinding, tak jauh dari kitchen sink.
"Wuuu, makanya tinggi," kata Hamzah, mencubit pipi Hafiza dan mengambil kain yang dimaksud.
Hafiza bersungut, tapi akhirnya nyengir juga.
"Mas, Umma kan bikin kacang ijo!"
"Udah tahu!"
"Ih, ngga seru," Hafiza manyun, lalu mendekati ibunya. "Umma, aku ngapain lagi?"
Tidak ada jawaban.
"Umma!" panggil Hafiza. Bikin Hamzah menoleh ke arah ibu dan adiknya itu.
"Eh? Oh, kenapa, sayang?"
"Umma, aku udah selesai nyuci baskomnya. Terus ngapain lagi?"
"Ngga ada. Udahan kok. Bisa ditinggal," jawab Ibu Hanun. "Jazakillaah khayran ya, Hafiza udah bantuin Umma..."
Hafiza tersenyum lebar, lalu memeluk ibunya. "Waiyyaki, Umma," ucapnya. "Aku ke kamar Qatru dulu ya?" Ini maksudnya kamar si kembar Nada Nida yang memang nama lengkapnya kan Qatrunada dan Qatrunida.
Ibu Hanun mengangguk. "Bantuin mereka ngerjain PR ya..."
"Oke oce, Umma!"
Hamzah memerhatikan adiknya melambaikan tangan pada sang ibu, lantas berganti ke arahnya. Pelan, Hamzah membalas lambaian tangan Hafiza, sebelum akhirnya kembali fokus kepada sang ibu.
"Umma lagi banyak pikiran ya?"
Pertanyaan Hamzah ini sebenarnya tidak perlu dijawab, sebab Ibu Hanun memang sedang banyak pikiran. Jafar cedera kaki, Hanifa juga ikutan mengalami kejadian mengerikan yang bikin kondisinya memprihatinkan begitu. Meski keduanya alhamdulillaah sudah mulai membaik.
Tapi Hamzah tahu betul bagaimana sifat dan karakter ibunya sendiri. Sang ibu pernah bilang, segala masalah itu dihadapi, bukan dipikirkan. Sebab kalau dipikirkan, yang ada hanya memakan diri sendiri. Entah nanti jadi depresi, atau penyakit yang aneh-aneh.
Seumur hidupnya, Hamzah tidak pernah melihat ibunya cemas melihat anak-anaknya sakit silih berganti. Prinsip orangtuanya, sakit itu juga anugerah Allah, kalau mau dimaknai dengan benar. Yang penting, manusianya sudah berusaha untuk berobat, bukan diam saja tidak ada usaha. Hamzah ingat benar ajaran yang ditanamkan kedua orangtuanya. Jangan cemas, Allah Maha Baik.
Ya iya sih, masalahnya, kali ini masalah datang kayak bertubi-tubi aja gitu...
"Zahra tadi pagi laporan, katanya Hanifa semalam nangis, jam dua," kata Ibu Hanun, usai mematikan kompor dan ikut duduk bersama Hamzah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!