50. Silmi Kaffah

1.1K 191 83
                                    

Serial The JAHat Stories - 50. Silmi Kaffah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 7 November

-::-

Sore ini Johnny dan dua sahabatnya janjian untuk main ke rumah Alif, usai perkuliahan mereka di jam setelah shalat Asar. Tadi dia diseret-seret Alif aja tuh makanya ikutan shalat Asar. Kalau ngga, paling-paling Johnny duduk anteng di kantin, ngelahap somay atau batagor.

Hamzah dan Alif memisahkan diri dengan Johnny sebab motor mereka terparkir lumayan jauh satu sama lainnya. Hamzah sendiri ngga bawa kendaraan. Tadi ke kampus dijemput Alif, nanti pulang dari rumah Alif dianter Johnny.

Enak jadi Hamzah mah. Ke mana-mana dianter jemput. Driver ojek bisa demo besar kalau semua orang seperti Hamzah.

Sambil main-mainin kunci motor NMAX-nya dengan jari, Johnny mendekati tempat di mana dia parkir motor tadi pagi. Tapi pandangannya dibuat tertegun ketika dilihatnya ada seseorang mengenakan jilbab ungu pucat, sedang menaiki motornya, tampak sibuk membuka penutup lubang kunci.

"Eh, eh, apaan dah nih?" tanya Johnny, yang lekas bergegas mendekati motornya. "Motor gue diapain?"

Mendongak, Johnny mendapati wajah pucat si perempuan berjilbab ungu pucat. Kelihatannya sedang kesulitan. Tadinya Johnny menduga ini kawanan maling motor. Tapi, ya masa di parkiran kampus ada maling motor? Keluar aja pake scan kartu mahasiswa.

"Hah?" respons si gadis di depan Johnny. Rautnya malah tambah bingung.

"Mbak, motor saya diapain?" tanya Johnny lagi, merujuk pada motornya yang dinaiki si perempuan ini.

Dilihat dari wajahnya, cantik banget ini cewek, pikir Johnny seorang diri.

Tapi kok Johnny baru lihat ya, selama kuliah di sini kayaknya dia udah mengamati banyak sekali cewek-cewek. Lah, yang ini kenapa lolos?

"Motor saya, Mas," kata si gadis tadi. Wajahnya yang ayu bikin Johnny mau marah tapi ngga jadi.

"Ini motor saya, Mbak," kata Johnny, membuka penutup lubang kunci dengan mudah, lantas memasukkan kunci ke sana. "Tuh, motor saya kan?"

Pias, si gadis beranjak dari duduknya. Mungkin dalam hati ngebatin, kok iya?

"Astaghfirullaah," ucap si gadis tadi, lantas tertawa sembari menutupi wajahnya dengan tangan kanan. Refleks, tawa gadis ini membuat Johnny nyengir.

Kenapa menyenangkan begini ya?

"Saya lupa," kata si gadis itu. "Hari ini saya bawa motor honda beat," sambungnya.

Johnny mengernyitkan alis, "Lah, beat sama nmax ya jauh lah."

"Iya, maaf ya?" kata si gadis tersebut. "Ngga ngerti kenapa saya ingatnya bawa motor nmax pas lihat motor ini," ucapnya dengan tawa geli. "Sekali lagi, sorry ya?"

Johnny melebarkan senyum, "Iya, gapapa. Santai aja."

"Maaf ganggu..."

"Ngga ganggu. Cuma kaget aja, kirain tadi maling motor," kata Johnny. "Masa maling motor di kampus. Mana cant---eh, iya nama gue Johnny, anak IT. Lo kayaknya baru ya di sini?"

Si gadis ber-hm pelan. "Iya, baru dua hari yang lalu masuk sini. Pindahan," jawabnya. "Nama saya Silmi, fakultas Ilmu Komunikasi. Sekali lagi mohon maaf atas kesalahpahaman yang tadi ya."

Johnny tertawa. "Ah, ngga apa-apa. Santai sama gue mah," katanya. "Pindahan dari mana?"

"Seoul, South Korea. Tahu?" tanya gadis berjilbab ungu pucat yang ternyata namanya Silmi.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang